Dec 14, 2021

PENANAMAN POHON DI SEKITAR WADUK KUNINGAN

 Acara kegiatan penanaman dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2021 Tingkat.Kabupaten Kuningan, dilaksanalan di area sekitar Waduk Kuningan. Acara ini merupakan kolaborasi antara DPD IPKINDO Kab. Kuningan, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VIII, Perum Perhutani KPH Kuningan dan Pemerintahan Desa Randusari Kecamatan Cibeuereum. 

Hadiri dalam acara ini, Kepala CDKW VIII beserta penyuluh kehutanan kabupaten kuningan, ADM Perhutani Kuningan dan jajarannya, KAPOLSEK Cibeureum dan Kepala Desa Randusari

Dalam laporannya yang disampaikan oleh ketua penyelenggara sekaligus ketua DPD IPKINDO Kabupaten Kuningan, menyampaikan bahwa, acara penanaman ini sejalan pula dengan program Gubernur Jawa Barat yaitu Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP). Jenis tanaman yang ditanam di area waduk adalah jati dan mahoni yang merupakan bantuan dari Perum Perhutani. 

Diharapkan dari acara ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Randusari untuk terus menghijaukan lingkungannya melalui kegiatan penanaman pohon terutama sekitar area waduk kuningan. Pohon yang banyak tumbuh di bagian atas dari area genangan waduk, akan meminimalisir terjadinya erosi dan tanah longsor. Hal ini secara tidak langsung akan memperpanjang usia badan bendung karena minimnya pendangkalan akibat erosi tersebut.

Hadirnya waduk kuningan di Desa Randusari menjadi berkah tersendiri. Panorama yang indah di sekitar waduk akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Hal ini tentunya akan memberikan peluang usaha baru disektor wisata yang akan meningkatkan tarap ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu dipesankan kepada masyarakat Desa Randusari dan sekitarnya untuk terus menanam dan/atau memlihara pohon di sekitar area waduk.


Nov 4, 2021

Oct 26, 2021

KOPI GUCI

Desa GununAci, merupakan desa yang berada di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan. Desa ini memiliki tofograpi yang berbukit-bukit dengan ketinggian 427 mDpl. Menanam kopi dengan pola agroforestry merupakan komoditas andalan para petani di desa ini. Kopi ditanam diantara tanaman kayu-kayuan yang sekaligus berfungsi sebagai tanaman naungan. Luas areal tanaman kopi sampai saat ini sudah mencapai 300 hektar dengan umur rata-rata sudah mencapai 12-15 tahun. Dan produksi yang dihasilkan mencapai 400-500 ton/tahun.

Sebagian para petani di desa ini menghimpun diri menjadi kelompok yang mereka beri nama Kelompok Tani Hutan (KTH) Mekar Saluyu. Seiring dengan perkembangan saat ini, dimana kopi menjadi trend, terbukti dengan menjamurnya kedai-kedai kopi sampai ke pelosok-pelosok pedesaan, menuntut hadirnya kopi dengan kualitas baik. Oleh karena itu, KTH Mekar saluyu telah menerapkan petik merah pada sistem pemanenannya, artinya hanya kopi yang matang dipohon saja (kulit buah berwarna merah) yang hanya boleh dipetik. Dari sistem petik merah ini akan diperoleh kualias kopi yang seragam, serta biji yang tidak pecah saat dilakukan pengupasan. 

Di sekretariat KTH Mekar Saluyu  yang berada di Dusun Kancana Desa Gunung Aci, tersedia produk kopi olahan berupa kopi bubuk kemasan dengan merk/brand “KOPI GUCI” yang merupakan kependekan dari kopi gunungaci, buah kopi yang sudah dikupas/Green Bean yang dikemas dalam kantong plastik ukuran 1 Kg.,serta kopi siap seduh yang bisa dinikmati langsung saat berkunjung. Adapun produk turunan dari kopi ini, KTH Mekar Saluyu telah melakukan inovasi dengan memproduksi krupuk kopi.

Sep 13, 2021

POLA TANAM TERBAIK UNTUK HUTAN RAKYAT

Hutan rakyat sudah sejak lama menjadi tumpuan hidup masyarakat, terutama  yang tinggal di sekitar hutan. Apalagi setelah hutan alam tidak lagi mampu memenuhi permintaan kebutuhan akan kayu industri, maka hutan rakyatlah yang kini menjadi andalan sebagai pemasok kayu industri tersebut. Tentu hal ini menjadi angin segar bagi para petani yang berkecimpung dalam pengelolaan hutan rakyat mengingat mereka tidak lagi perlu hawatir jika pohon yang ditanamnya tidak laku dipasaran.
Namun demikian, keberadaan hutan rakyat terus terancam seiring dengan banyaknya alih fungsi lahan. Lahan yang dulunya berupa hutan, kini telah banyak berubah menjadi pemukiman, pabrik, jalan dan lain sebagainya. Seiring dengan itu, akibat terus bertambahnya jumlah penduduk, maka tuntutan akan ketersediaan pangan meningkat pula. hal ini juga menjadi bertambahnya tekanan terhadap keberadaan hutan.
Dalam pengusahaan hutan rakyat, selain aspek pengolahan hasil dan pemasaran, maka harus diperhatikan juga aspek produksi. Aspek produksi merupakan sektor hulu yang harus memperhatikan beberapa sub sektor diantaranya pemilihan jenis dan pola tanam. 
Dalam hal pemilihan jenis yang akan dikembangkan, ada perinsip utama yang harus diperhatikan agar hutan yang diusahakan menjadi produktif dan lestari, diantaranya :
  • Kesesuaian lahan antara persyaratan ekologi jenis dan kondisi tempat tumbuh (agroklimat).
  • Sesuai dengan tujuan penanaman (hutan berbasis pangan).
  • Cepat tumbuh dan cepat menghasilkan
  • Multi manfaat (Penghasil kayu, buah-buahan, makanan ternak)
  • Bahan tanaman tersedia, mudah dan murah
  • Budidayanya mudah
  • Laku di pasaran
Komposisi jenis tanaman yang dikembangkan dalam hutan rakyat disarankan jenis yang mampu menjadi sumber :
  • Pendapatan
  • Energi
  • Bahan baku industri
  • Pangan
  • Bahan organik
  • Perbaikan iklim mokro, ketersediaan air dan mengurangi erosi.
Dengan demikian pola tanam yang terbaik di hutan rakyat adalah pola Agroforestry yaitu pengelolaan hutan rakyat yang memadukan antara kepentingan dalam pemenuhan pangan  (jenis tanaman pertanian atau ternak) dan bahan baku industri (kayu) dalam satu areal pengelolaan.


Aug 9, 2021

BAMBU, DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN DAN PERLINDUNGAN TANAH-AIR

Dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, bambu memiliki peranan yang sangat besar. Dengan salah satu ujungnya yang diruncingkan yang dikenal dengan bambu runcing, merupakan senjata yang ampuh dalam mengatasi ketidak seimbangan persenjataan antara para pejuang dan penjajah. Namun bambu runcing memiliki kesaktian yang bisa mengobarkan semangat dan rasa percaya diri para pejuang dan sekaligus menciutkan nyali para penjajah.

Bambu runcing adalah sejata penomenal yang tercatat dalam sejarah perebutan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Bahkan mungkin satu-satunya di dunia, yang menggunakan bambu runcing sebagai senjata dalam masa perang dunia I dan perang dunia II. Hanya di Indonesia. Begitu saktinya bambu runcing, melebihi kesaktian keris empu gandring.

Dalam penampilannya yang sederhana, bambu terus
mengawal tanah air kita dari masa perjuangan merebut kemerdekan sampai saat ini. Dari tahun ke tahun, sudah 76 tahun kita merdeka, bambu selalu hadir ikut memeriahkan hari yang bersejarah yaitu hari kemerdekaan Indonesi yang selalu diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Bendera merah putih berkibar diujung tiang yang didominasi dari bambu. Dari mulai perkotaan sampai ke pelosok-pelosok perbukitan, di sepajang jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten sampai ke gang-gang perkampungan, bendera merah putih dikibarkan di ujung sebatang bambu. Begitu melekatnya bambu di hati warga negara Indonesia. Sosok yang sakti namun sederhana, fleksibel dalam melindungi tanah air kita, Indonesia.

Dalam konteks konservasi, peran bambu sangat besar dalam melindungi tanah dan air. Dari hasil penelitian di China, dedaunan bambu yang berguguran di hutan bambu terbuka paling efisien di dalam menjaga kelembaban tanah dan memiliki indeks erosi paling rendah dibanding 14 jenis hutan yang lain. Hutan bambu mampu meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 240% dibandingkan hutan pinus. Penghijauan dengan bambu pada bekas tambang batu bara di India mampu meningkatkan muka air tanah 6,3 meter hanya dalam 4 tahun.

Penelitian Prof. Koichi Ueda dari Kyoto University menyatakan bahwa sistem perakaran bambu monopodial sangat efektif di dalam mencegah bahaya tanah longsor. Hutan bambu dapat menyerap CO2 62 ton/Ha/Thn sementara hutan tanaman lain yang masih baru hanya menyerap 15 ton/Ha/Thn. Bambu juga melepaskan oksigen sebagai hasil foto sintesis 355 lebih banyak dari pohon yang lain.

Begitu besar peran dan fungsi tanaman bambu dalam melindungi tanah dan air kita, baik dalam tatanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia maupun dalam tatanan konservasi tanah dan air. Mari jaga dan lindungi hutan bambu kita, jangan biarkan keberadaanya semakin langka. 

Aug 5, 2021

Persyaratan tanaman yang digunakan untuk pengawetan tanah secara vegetatif



    

    Kerusakan tanah terbesar di lahan budidaya tanaman, pada umumnya disebakan oleh adanya erosi yang berkepanjangan. Erosi merupakan berpindahnya butiran-butiran tanah yang disebabkan oleh air maupun angin. Erosi ini terjadi dikarenakan lahan yang terbuka (tanpa tertutup oleh vegetasi) yang diperparah dengan tingkat panjang dan kemiringan lereng, erodibilitas/daya tahan tanah terhadap erosi yang rendah, intensitas hujan yang tinggi dan metode konservasi tanah yang digunakan
    Nah, dalam pembahasan kali ini akan diuraikan sekelumit tentang persyaratan tanaman yang digunakan dalam upaya melindungi tanah dari bahaya erosi. Pilihlah jenis tanaman yang memenuhi persyaratan di bawah ini :
  • Perakaran; pilihlah jenis tanaman yang memiliki perakaran dalam, akar serabut yang panjang dan rapat sehingga merupakan sistem perakaran yang intensif
  • Pertumbuhan; pertumbuhan tanaman yang cepat, sudah jelas akan mempercepat proses penutupan lahan sehingga akan mempercepat pula pengurangan bahaya erosi yang akan terjadi.
  • Evapotranspirasi; untuk daerah dengan curah hujan tinggi, maka harus dipilih jenis tanaman yang mempunyai sifat evapotranspirasi besar. Begitu sebaliknya.
  • Ekonomi; diusahkan untuk memilih jenis tanaman yang mempunyai prospek ekonomis di kemudian hari.
  • Penyubur tanah; untuk mempertahankan dan mengembangkan kondisi tanah, maka pilihlah jenis tanaman yang dapat meningkatkan/memperbaiki kesuburan tanah secara langsung atau tidak langsung.
    Itulah uraian singkat tentang persyaratan tanaman yang digunakan dalam upaya pengawetan tanah secara vegetatif. Mudah-mudahan bermanfaat.

Jul 22, 2021

BINGBIN YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Bagi orang yang tinggal di Kabupaten Kuningan, mungkin tidak asing lagi dengan nama
sebuah wilayah kecamatan yang bernama Cibingbin. Sebuah wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Tahukah kita, dari mana asal nama Cibingbin ini. Untuk ini mungkin tidak banyak yang tahu. Ternyata Bingbin adalah salah satu jenis tumbuhan yang banyak ditemui di dalam hutan. Memang ada beberapa daerah di Kabupaten Kuningan yang penamaannya diambil dari nama tumbuhan, selain Cibingbin ada lagi seperti Cilimus, Cidahu, Cimara, Cijoho, Cipicung, Cilaja dan lain-lain.

Bingbin (Pinanga coronata) termasuk kedalam jenis palem-paleman “Arecacea”. Tumbuhan ini salah satu kelompok tumbuhan yang termasuk tumbuhan dengan biji berkeping satu atau monokotil. Memiliki batang yang tumbuh tegak ke atas. Akarnya tumbuh dari pangkal batangnya dan biasanya menghujam ke dalam tanah sehingga dapat menopang batangnya yang tumbuh menjulang tinggi. Buahnya biasa memiliki kulit luar yang relatif tebal yang menutupi bagian dalam (mesokarpim) yang berair atau berserat

Palem Hutan atau Bingbin (Pinanga coronata) merupakan salah satu jenis pohon penyusun hutan. Di alam, tumbuhan ini memiliki peran yang sangat penting. Tumbuhan ini mampu menyerap polusi sehingga dapat meningkatkan kualitas udara di sekitarnya. Selain itu dapat menyerap air 10 persen lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan lain. Tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi sangat baik di tiap lingkungannya yang berbeda karena tahan terhadap cuaca panas. Buahnya dapat diolah sebagai bahan obat untuk meningkatkan vitalitas tubuh manusia. Ekstrak buah ini sudah banyak beredar di pasaran.

Dan yang tak kalah menariknya bunga dari tumbuhan ini sangat disukai oleh lebah karena merupakan penghasil polen. Polen ini sebagai sumber protein untuk kebutuhan anggota koloni. Untuk satu koloni lebah yang hidup di daerah beriklim dingin membutuhkan polen 50 kg/tahun. Oleh karena itu tumbuhan Bingbin ini sangat direkomendasikan untuk dibudidayakan dalam rangka penyediaan pakan lebah sekaligus peranannya terhadap perbaikan lingkungan.


Jul 12, 2021

PRODUK LEBAH DAN KEGUNAANNYA

A.    Madu

Madu adalah cairan manis yang tersimpan dalam sel­-sel sarang lebah melalui pengambilan nektar tanaman oleh lebah madu.

Secara umum madu mempunyai khasiat :

1.  Sebagai obat untuk berbagai penyakit seperti : flu, masuk angin, luka bakar, penyakit jantung, darah tinggi, paru-paru, sariawan, radang, dan bahan kosmetik lainnya.

2. Sebagai makanan bergizi, karena mengandung 41,0 % fruktosa, 35 % glucosa, tepungsari, enzim, mineral, Vitamin A, B1, B2, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperlancar fungsi otak.

B.    Pollen

Berasal dari tepungsari merupakan makanan larva. Secara umum berguna untuk : menambah tenaga dan kesegaran tubuh, memelihara kesehatan kulit dan rambut, menyehatkan jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi, sebagai obat wasir, dan membantu pertumbuhan tubuh.

C.    Royal Jelly

Disebut susu ratu, warnanya putih, rasanya agak asam. Sangat baik untuk obat kuat, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan produksi hormon, memperkuat fungsi ginjal, menyembuhkan darah tinggi/rendah, mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki organ tubuh yang rusak, dan memperlancar fungsi otak.

D.    Lilin Lebah/Malam

Berasal dari sarang lebah, berfungsi sebagai bahan baku kosmetik dan industri. Lilin lebah juga digunakan sebagai bahan pembuatan fondasi sarang dan sel ratu.

E.    Sengat Lebah (Bee Venom)

Prinsip pengobatan dengan sengatan lebah didasarkan pada mekanisme bahwa suatu penyakit tertentu, terutama yang disebabkan oleh adanya gangguan syaraf atau karena penyumbatan pembuluh darah, salah satu penyembuhan yang efektif dengan sengatan lebah karena mengandung apitoxin. Apitoxin adalah racun atau bisa lebah (Bee Venom) yang dihasilkan oleh lebah madu dari jenis lebah pekerja (Apis mellifera, Apis cerana, dan Apis dorsata). Cara pengobatannya dengan menyengatkan lebah pada titik-titik tertentu pada tubuh manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti : rematik, nyeri otot, sakit kepala, lever, tumor, ginjal, maag, darah tinggi/rendah, kencing manis, sesak napas, dan asam urat.    

Jul 6, 2021

BLIMBING WULUH, SI ASAM ASAM SEDAP

Nama Lokal    : Belimbing Wuluh

Nama Ilmiah   : Averrhoa bilimbi

Nama Lain      : -

Klasifikasi Ilmiah       :

Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Geraniales
Famili              : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus             : Averrhoa
Spesies           : Averrhoa bilimbi

Pertelaan Singkat :

Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan jenis daun majemuk. Daun majemuk
tangkainya bercabang-cabang dan pada satu cabang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun belimbing wuluh merupakan daun tidak sempurna karena tidak memiliki bagian daun dengan lengkap. Permukaan atas daun belimbing wuluh berwarna hijau tua dan terdapat bulu-bulu halus dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Tepi pada daun belimbing wuluh rata (etire), dagingnya seperti kertas dan lumayan tipis (papiraceus), dan susunan tulang daunnya menyirip (penninervis). Ujung daun belimbinng wuluh meruncing (acutus) sedangkan pangkal daunnya membulat (rotundatus)

Manfaat : Buahnya dapat dijadikan sebagai penyedap rasa pada masakan. Karena rasanya yang masam dapat dijadikan sebagai pengganti tomat pada bumbu masakan.                

 

Jul 5, 2021

MENGENAL PERTELAAN DAN MANFAAT AREN

 

Nama Lain    :

nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sunda); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara)

Penyebaran :

dijumpai mulai dari pantai barat India, sampai ke sebelah selatan Cina dan kepulauan Guam. Di Indonesia, tanaman aren banyak terdapat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab.

Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi        : Angiospermae

Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Spadicitlorae
Famili              : Palmae
Genus             : Arenga
Spesies           : Arenga pinnata

Pertelaan Singkat :

Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae). Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Batang dapat mencapai tinggi 25 m. Diameter batang pokok bisa mencapai hingga 65 cm, kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.

Daunnya majemuk menyirip ganjil, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.Daun tanaman aren (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Berdasarkan urutan perkembangan anak daunnya, daun aren termasuk tipe divergen.

Berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota. Aren merupakan model corner (pohon monokaul dengan pembungaan lateral, karena posisi bunganya lateral, maka meristem apikalnya tumbuh terus dengan batang yang tak bercabang). Perbungaan berumah satu, tumbuh di antara ketiak daun, merunduk kadang-kadang lebih dari 2 m panjangnya, bunga betina ada di ujung dan bunga jantan tumbuh di bagian bawah batangnya. ; panjang tongkol hingga 2,5 m.

Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening.

Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji aren merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek). Bagian dari buah aren terdiri dari :

·   Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning setelah tua (masak).

·   Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan

·   Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitam yang keras setelah buah masak. Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.

Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit, karena lendir ini mengandung asam oksalat (H2C2O4). Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 m, dan tiap tongkol (tandan buah) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah, beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya agak serempak.

Manfaat tanaman aren : 

Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang lezat atau campuran kolak, air nira (untuk bahan pembuatan gula merah dan cuka), pati atau tepung dalam batang dapat diolah menjadi sagu (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).

Ijuk di buat sapu, tali untuk mengikat kerbau, keset kaki, atap dan kuas cat, dan dapat digunakan juga sebagai atap rumah.

Tulang daunnya dibuat sapu lidi dan senik (tempat meletakkan kuali atau periuk)
Hampir semua bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya : akar (untuk obat tradisional dan peralatan), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda atau janur (untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan kawung).

ASAM JAWA, POHON TROPIS KAYA MANFAAT

Asem ( sunda), Acem (madura), asang jawa, asang jawi (sulawesi), asam ( malaysia), sampalok, kalamagi (tagalong), ma-kham (Thailand), magyee (burma), khoua me (kamboja) khaam (laos), tamarind (inggris), trai me ( Vietnam) dll.Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom                     : Plantae
Divisi                          : Magnoliohyta
Klas                            : Magnoliopsida
Ordo                           : Fabales
Famili                         : Fabaceae
Upafamili                   : Caesalpiniodeae
Bangsa                       : Detarieae
Genus                         : Tamarindus
Spesies                      : T. Indica
Nama Binomial          : Tamarindus indica. 
Pertelaan Singkat :
1.    Memiliki Batang pohon besar, ketinggian tumbuh bisa mencapai 30 m, dengan diameter
batang bagian pangkal hingga 2 m. Kulit batang beralur-alur searah vertikal, warna batang coklat keabu-abuan, tekstur kasar dan memecah.
batang bagian pangkal hingga 2 m. Kulit batang beralur-alur searah vertikal, warna batang coklat keabu-abuan, tekstur kasar dan memecah.
batang bagian pangkal hingga 2 m. Kulit batang beralur-alur searah vertikal, warna batang coklat keabu-abuan, tekstur kasar dan memecah.
2.  Daun majemuk menyirip, genap, tumbuh memanjang antara 5-13 cm, posisi daun berselang seling, daun penumpu menyerupai pita meruncing, anak daun lonjong menyempit dengan jumlah antara 8-16 pasang, ukuran sekitar 0,5-1 x 1-3,5 cm, tepi daun rata dengan bagian pangkal miring dan membudar.
3.     Bunga tersusun dalam tandan renggang, tumbuh diantara ketiak daun dan ujung ranting, panjang bunga sekitar 16 cm.  kelopak bunga terdiri dari 4 buah dan daun mahkota 5 buah. Bunga beraroma harum, Mahkota bunga berwarna kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, tumbuh memanjang hingga 1,5 cm.
4.   Buah  polong menggelembung, bentuk buah hampir silindris, bengkok, ataupun lurus, Dalam buah terdapat biji sampai 10 butir. Seiring adanya penyempitan antara dua biji, kulit buah akan mengeras dan berubah warna kecoklatan / kelabu bersisik, dengan urat-urat buah buah mengeras dan liat menyerupai benang. Daging buah pada asem muda berwarna putih kehijauan dan akan berubah warna menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika buah masak, rasanyapun berubah dari asem menjadi asem manis, biji buah berubah menjadi coklat kehitaman, bentuk agak persegi dengan tekstur keras dan mengkilap
Manfaat
Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta berakar kuat, tanaman asem jawa segaja ditanam untuk memperindah lingkungan dan pohon peneduh di jalan-jalan kota dan jalan raya. Pohon asam juga bisa berperan sebagai bahan penghijauan dan untuk menahan angin, bisa juga digunakan untuk memperbaiki kawasan yang gersang dan tandus ( Rukmana, 2005).
 
Batang pohon yang kuat juga bisa dimanfaatkan untuk dibuat kayu sebagai bahan bangunan. Dan tentu saja bagian yang terpenting dari pohon ini yaitu buahnya ,bisa digunakan sebagai bahan rempah dapur dan juga kesehatan.
Catatan :
Asam jawa atau dalam bahasa ilimiahnya dikenal dengan nama Tamarindus indica L. merupakan salah satu tanaman daerah tropis dan masuk dalam jenis tanaman berbuah polong.
Tanaman asam jawa memang sangat baik pertumbuhannya didaerah yang memiliki iklim tropis, Tanaman ini di perkirakan berasal dari wilayah afrika timur, penyebarannya hingga asia tropis, karibia dan amerika latin. Di indonesia sendiri, tanaman ini berkembang secara liar dihutan-hutan. Banyak pula sengaja ditanam untuk keperluan komoditi dan pohon peneduh.

May 27, 2021

MENINGKATKAN KEWASPADAAN DISAAT MUSIM KEMARAU



Kalau kita menengok  setahun ke belakang, yaitu tahun 2016, hampir tidak mengalami musim kemarau. Hujan turun hampir setiap hari dengan intensitas yang cukup tinggi, hingga di beberapa daerah menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor. Hal ini terjadi sampai menjelang pertengahan tahun 2017.
Kini dipertengahan tahun 2017, tepatnya dibulan Mei, tanda-tanda untuk memasuki musim kemarau sudah mulai terasa. Angin kering berhembus semilir, sementara suhu udarapun mulai terasa ada peningkatan. Kalau kita kebetulan tinggal diperkampungan yang memiliki banyak kolam ikan atau sumur gali, maka kolam ikan dan sumur gali tersebut airnya sudah mulai menyusut. Begitu pula kalau kita memasuki hutan atau perladangan milik masyarakat, maka di bawahnya terhampar serasah kering yang mudah terbakar.
Sejalan dengan itu menurut Drs.R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc menegaskan prakiraan awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan dimulai pada bulan Mei-Juni-Juli 2017. Hal ini tentunya menuntut kita untuk selalau waspada terhadap tejadinya kebakaran hutan maupun lahan. Kejadian ditahun-tahun sebelumnya dimana Indonesia disebut sebagai penyuplai kabut asap bagi negara tetangga jangan sampai terulang lagi.
Untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan, ada baiknya kita mengetahui komponen-komponen penyebabnya. Ada tiga komponen penyebab tejadinya kebakaran hutan dan lahan yang lebih dikenal dengan istilah segi tiga api, yaitu adanya oksigen (O2), bahan bakar (serasah) dan api. Apabila ketiga komponen ini berada pada satu tempat yang sama dan dalam waktu yang sama, maka dapat dipastikan akan terjadi kebakaran. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk memisahkan minimal salah satu dari ketiga komponen tersebut.
Keberadaan oksigen di alam terbuka tidaklah mungkin dipisahkan atau diisolasi. Yang memungkinkan untuk dipisahkan adalah api dan serasah hutan. Oleh karena itu bagi para petani  yang akan membuka lahan pertanian, alangkah baiknya jika serasah atau semak-semak yang dibersihkan itu dikumpulkan ditempat tertentu seperti di dalam saluran teras untuk kemudian dibiarkan sampai mengalami proses dekomposisi/penghancuran. Pada saat musim pengolahan lahan berikutnya, serasah yang sudah terdekomposisi tadi bisa disebarkan bersamaan dengan pengolahan tanah dan berfungsi sebagai pupuk organik. Inilah yang dikenal dengan istilah mulsa vertikal.
Selain itu dihimbau pula kepada para pemilik lahan atau siapapun yang akan memasuki kawasan hutan dimusim kemarau, untuk tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
-     Membuang puntung rokok yang apinya masih menyala, karena sekecil apapun percikan api ketika mengenai serasah hutan yang kering kemudian tertiup angin kencang, maka kemungkinan api akan membesar dan akan menimbulkan kebakaran.
-     Meninggalkan api unggun sebelum apinya dimatikan/dipadamkan.
-     Membuka lahan/ladang pertanian dengan cara membakar. Hal ini selain menimbulkan polusi udara juga membutuhkan pengawasan yang ekstra. Para petani/peladang kadang mengabaikan masalah pengawasan ini hingga api akhirnya merembet kemana-mana. Sistem ini sebetulnya juga sangat merugikan para petani karena jasad renik atau mikrobiologi tanah yang berguna untuk dekomposisi bahan organik ikut musnah yang akhirnya lahan tidak subur lagi.
Demikianlah  sharing saya tentang meningkatkan kewaspadaan disaat musim kemarau. Saya Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat

Mar 25, 2021

PEMBUATAN MOL DARI BONGGOL PISANG

Penggunaan bonggol pisang sebagai bahan dasar pembuatan MOL didasarkan pada pertimbangan bahwa hormon pertumbuhan yaitu : giberelin dan sitokinin terkandung pada bonggol pisangSelain itu, bonggol  pisang juga mengandung mikro organisme yang berguna bagi tanaman diantaranya adalah pelarut phospat, aspergilus, azospirillium.
Bahan :
1. Bonggol pisang 5     kg
2. Gula merah 1 kg
3. Air cucian beras 10 liter
Cara Pembuatan
  1. Lumatkan bonggol pisang atau di blender.
  2. Larutkan gula merah dengan air cucian beras.
  3. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen, tutup rapat beri lubang udara dengan cara memasukkan selang yang dihubungkan dengan botol yang sudah diisi air, ujung selang plastik harus terendam dalam air.
  4. Diamkan selama 2 minggu secara anaerob.
  5. Saring larutan kemudian masukkan dalam wadah penyimpanan (jerigen).

Mar 4, 2021

TAHAPAN PEMBUATAN KOMPOS


Hasil gambar untuk gambar komposPengolahan dari sampah hingga menjadi kompos akan selalu melalui tahapan-tahapan persiapan, proses pembusukan, pengeringan, pengayakan, pencampuran dan pengemasaan.
1.     Persiapan bahan baku
Bahan-bahan organik dipisahkan dari bahan-bahan yang tidak mudah hancur seperti pecahan kaca, kaleng dan lain-pain.
2.     Proses pembusukan
Sampah organik ditumpuk berlapis-lapis di atas tanah dengan ukuran 5mx2m. Setiap lapisan dengan tinggi 45 cm diberi kotoran hewan setinggi 5cm. Lapisan ini dibuat berlapis-lapis hingga tingginya mencapai 2m. Untuk mempercepat proses pembusukan, pada tiap lapisan ditaburkan ragi kompos.
Setelah satu bulan, tumpukan sampah dibalik. Pembalikan ini diulang lagi bila suhu udara dalam tumpukan ini mulai berkurang. Demikian seterusnya sampai proses pembusukan selesai dan sampah berubah menjadi pupuk kompos. Proses pembusukan tersebut berlangsung selama 6 bulan.
3.     Pengeringan
Pupuk kompos yang sudah jadi dimasukan ke dalam karung goni. Tiap karung yang berisi 100 kg diangkut dengan kereta dorong ke lantai pengeringan. Di lantai semen ini, kompos dihamparkan agar memperoleh sinar matahari   sampai kadar airnya mencapai 10%. Pupuk yang sudah kering ini selanjutkan digilas dengan roller beton agar butiran-butiran kasar dalam kompos menjadi tepung halus.
4.     Pengayakan
Kompos kering yang terbentuk belum semuanya menjadi tepung sehingga perlu diayak. Dengan demikian akan diperoleh ukuran yang seragam yaitu dengan kehalusan 100 mesh.
5.     Pencampuran
Tepung kompos masih dicampur dengan belerang halus. Tiap 1 ton kompos dicampaur dengan 10 kg belerang. Belerang ini akan berfungsi menyehatkan tanaman, sebab di dalam tanah sebagian belerang diubah menjadi senyawa yang dapat diserap oleh tanaman.  Perubahan itu dilakukan oleh mikroba-mikroba di dalam tanah.
6.     Pengepakan
Tepung kompos yang sudah dicampur tepung belerang dimasukan ke dalam kantung plastik dengan ukuran 10kg. Kompos ini telah memenuhi persyaratan karena berwarna hitam, mengadung unsur hara utama 2,3%, mengandung karbon (C) organik 40,2%, dan pH 7,2.
Demikianlah tahapan pembuatan kompos secara sederhana. Tulisan ini dikutip dari buku “Membuat Kompos” yang ditulis oleh L. Murbandono HS. Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu teman-teman dalam pembuatan kompos yang murah, dan mudah.

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI