Apr 26, 2022

FUNGSI DAN PERAN AGROFORESTRY TERHADAP ASPEK SOSIAL-EKONOMI

 Aspek sosial-ekonomi agroforestry pada tingkat kawasan

Sistem agroforestry memiliki karakter yang berbeda dan unik dibandingkan sistem pertanian monokultur. Adanya beberapa komponen berbeda yang saling berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan/atau ternak) membuat sistem ini memiliki karakteristik yang unik, dalam hal jenis produk, waktu untuk memperoleh produk dan orientasi penggunaan produk. Karakteristik agroforestry yang sedemikian ini sangat mempengaruhi fungs social-ekonomi dari sistem agroforestry.

Jenis produk yang dihasilkan sistem agroforestry sangat beragam, yang bisa dibagi menjadi dua kelompok : (a) produk untuk komersial misalnya bahan pangan, buah-buahan, hijauan makanan ternak, kayu bangunan, kayu bakar, daun, kulit, getah, dan lain-lain, dan (b pelayanan jasa lingkungan, misalnya konservasi sumber daya alam (tanah, air, dan keanekaragaman hayati). Pola tanam itu dapat dilakukan dalam suatu unit lahan pada waktu bersamaan (simultan) atau pada waktu yang berbeda/berurutan (sekuensial), melibatkan beraneka jenis tanaman tahunan maupun musiman. Pola tanam dalam sistem agroforestri memungkinkan terjadinya penyebaran kegiatan sepanjang tahun dan waktu panen yang berbeda-beda, mulai dari harian, mingguan, musiman tahunan, atau sewaktu-waktu.

Dari komponen buah-buahan ini bisa dilihat adanya penyebaran panen produk agroforestry dari suatu kawasan. Keragaman jenis produk dan waktu panen memungkinkan penggunaan produk yang sangat beragam pula. Tidak semua produk yang dihasilkan oleh sistem agroforestri digunakan untuk satu tujuan saja. Ada sebagian produk yang digunakan untuk kepentingan subsisten, sosial atau komunal dan komersial maupun untuk jasa lingkungan.

Agroforestry dan Penyediaan Lapangan Kerja

Pola penyerapan tenaga kerja dan karakteristik tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sistem agroforestri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah jenis dan komposisi tanaman (pepohonan dan tanaman semusim), tingkat perkembangan atau umur.

Sistem agroforestri membutuhkan tenaga kerja yang tersebar merata sepanjang tahun selama bertahun-tahun. Hal ini mungkin terjadi karena kegiatan berkaitan dengan berbagai komponen dalam sistem agroforestry yang memerlukan tenaga kerja terjadi pada waktu yang berbeda-beda dalam satu tahun. Kebutuhan tenaga kerja dalam sistem pertanian monokultur bersifat musiman: ada periode di mana kebutuhan tenaga sangat besar (misalnya musim hujan) dan periode di mana tidak ada kegiatan (musim kemarau). Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan kebutuhan tenaga kerja pada sistem agroforestry justru lebih rendah dibandingkan sistem pertanian monokultur baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan.

Dalam perkembangan praktek agroforestry terdapat dua periode yang perlu diperhatikan, yaitu (a) periode pengembangan, mulai saat persiapan sampai dengan mulai memberikan keuntungan, dan (b) periode operasi, mulai memberikan keuntungan (cash flow positif). Perkembangan praktek agroforestry tersebut juga berpengaruh terhadap alokasi dan penyerapan tenaga kerja. Macam kegiatan pengelolaan tanaman dan pepohonan sangat menentukan jenis pekerjaan dan ketrampilan yang dibutuhkan serta jumlah tenaga dan pembagian atas dasar jender

Apr 25, 2022

TAMAN KEHATI, PENGERTIAN DAN MANFAATNYA

 Sumber : https://www.panehutan.com/2021/07/taman-kehati-pengertian-manfaat.html

Keanekaragaman hayati merupakan variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi. Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanenekaragaman hayati di Indonesia terdiri dari dua yaitu keanekaragaman hayati flora dan fauna.

Taman Keanekaragaman Hayati merupakan wisata alam buatan yang bisa dibangun oleh siapa pun.
Menambah pilihan ekowisata selain kebun raya atau taman nasional. Untuk menjaga taman keanekaragaman hayati terdapat beberapa usaha yang dapat kita lakukan yaitu melakukan penghijauan atau reboisasi, melindungi dan menjaga habitat hutan, menerapkan sistem tebang pilih, menerapkan sistem tebang-tanam, mencegah kebakaran hutan, tidak membuang sampah di hutan, dan lain sebagainya.

Alasan dijaga taman keanekaragaman hayati atau taman kehati adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan habitat hewan atau tumbuhan serta melindungi flora, fauna, tanah, dan lingkungan dari kerusakan dan acaman kepunahan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kita perlu mengetahui pengertian, manfaat keuntungan, dan syarat jenis di taman kehati. Berikut penjelasannya.

1. Pengertian

Pengertian Keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman suatu mahluk hidup di muka bumi berserta peran ekologisnya, yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik. Keanekaragaman ini dapat membentuk suatu taman yaitu taman Keanekaragaman Hayati.

Taman Keanekaragaman Hayati atau disebut dengan taman Kehati merupakan kawasan untuk mencadangkan suatu sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang memilki fungsi konservasi in-situ dan ex-situ. Taman Kehati ini memelihara tumbuhan yang penyerbukan dan pemencaran bijinya harus dibantu oleh satwa, dengan struktur dan komposis vegetasinya untuk mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan pemencar biji (Gunawan et al., 2019).

Taman Kehati dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diselenggarakan dalam menyelematkan berbagai jenis tumbuhan asli atau lokal yang mempunyai tingkat keterancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya.

2. Manfaat

Adapun manfaat Taman Kehati adalah (Gunawan et al., 2019),

a. Sebagai tujuan ekowisata yang bermanfaat dalam kampanye konservasi keanekaragaman hayati dan peningkatan kesadaran pelestarian lingkungan bagi masyarakat.

b. Sebagai sumber bibit dan benih unggul bagi pengembangan budidaya pertanian di sekelilingnya.

c. Sebagai ruang terbuka hijau yang mampu memperbaiki iklim mikro di sekelilingnya sehingga memberikan keteduhan, kesejukan, keasrian, keindahan, kesehatan, dan kenyamanan bagi masyarakat sekitarnya.

d. Menjadi koleksi tumbuhan, khususnya tumbuhan lokal dan langka.

e. Sebagai tempat atau lokasi pengembangbiakan tumbuhan dan satwa yang mendukung kelestarian ekosistem dan bermanfaat bagi manusia.

f. Sebagai  penyedia bibit berbagai tanaman yang sudah mulai langka.

g. Sebagai sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal yang saat ini sulit          ditemukan dan terancam punah di habitat alaminya.

h. Sebagai sarana pendidikan terhadap generasi muda khususnya para pelajar untuk menanam rasa cinta alam dan kebanggan terhadap tanah air.

i. Untuk menambah tutupan vegetasi yang berperan dalam perbaikan sistem hidrologi seperti menambah daerah tangkapan air atau reservoir, mencegah erosi tanah longsor serta memberikan habitat bagi berbagai jenis satwa.

j. Sebagai wahana penelitian yang berkaitan dengan konservasi tumbuhan dan satwa langka, dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat.


Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI