Jun 20, 2017

CIRI-CIRI KOMODITAS WANATANI

Untuk merancang manajemen pemasaran komoditas wanatani maka dapat dijelaskan beberapa ciri komoditas wanatani, sebagai berikut :
1       Komoditas wanatani bersifat musiman, artinya tiap macam komoditas wanatani tidak mungkin tersedi setiap saat tanpa diikuti manajemen stok yang baik.
2       Komoditas wanatani bersifat mudah rusak, artinya tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Kalau saja diinginkan dalam waktu yang relatif lama, maka diperlukan perlakuan tambahan misalnya pengeringan atau perlakuan pasca panen yang lain.
3       Komoditas wanatani bersifat bulky artinya volumenya besar tetapi nilainya relatif kecil. Akibatnya dalam proses pengelolaannya diperukan tempat yang luas sehingga diperlukan biaya penyimpanan atau perawatan yang lain dalam jumlah yang besar.
4       Komoditas wanatani lebih mudah terserang hama dan penyakit.
5       Komoditas wanatani tidak selalu mudah didistribusikan ke lain tempat.
6       Komoditas wanatani bersifat lokal dan kondisional, artinya tidak setiap Komoditas wanatani dihasilkan dari satu tempat.
7       Komoditas wanatani mempunyai kegunaan yang beragam. Dari wanatani dapat dihasilkan kayu untuk konstruksi, serpihan kayu untuk pulp, ranting untuk kayu bakar dan lerjinan kayu.
8       Komoditas wanatani kdangkala memerlukan keterampilan khusus yang ahlinya sulit disediakan. Misalkan tanaman hias bunga anggrek, memerlukan perawatan khusus agar tanaman hidup sehat dan bunga dapat bertahan lama.
9       Komoditas wanatani dapat dipakai sebagai bahan produksi lain disamping dapat dikonsumsi langsung.
Demikianlah sharing tentang ciri-ciri komoditas wanatani. Saya, Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat

Jun 16, 2017

POLA KEMITRAAN SEDERHANA BAGI USAHA KOMODITAS WANATANI



Dalam kemitraan, pola yang paling sederhana adalah pengembangan bisnis biasa ditingkatkan menjadi hubungan bisnis dengan adanya ikatan tanggungjawab masing-masing pihak yang bermitra dalam mewujudkan kemmitraan usaha yang saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat.
Dalam kemitraan tersebut secara garis besar perusahaan/pengusaha besar mempunyai tanggungjawab terhadap pengusaha kecil mitranya dalam memberikan bantuan atau kemudahan dalam memperoleh permodalan untuk mengembangkan usaha, penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan, bantuan teknologi untuk meningkatkan produksi dan mutu produksi. Sedangkan bagi pengusaha kecil yang menjadi mitra mempunyai kewajiban untuk memasokan hasil produksinya kepada pengusaha besar mitranya dengan jumlah dan standar mutu sesuai dengan yang telah disepakati.
Pada prinsipnya yang membedakan hubungan dagang biasa dengan kekmitraan antara pengusaha kecil dan pengusaha besar terutama adalah adanya bentuk pembinaan dari pengusaha besar terhadap pengusaha kecil. Bentuk pembinaan antara lain dapat berupa pembinaan mutu produksi, peningkatan kemampuan SDM, pembinaan manajemen produksi dan sebagainya.
Untuk mendukung berkembangnya kemitraan usaha ini dibutuhkan peran pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha. Wujud dari peran pemerintah tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan kemudahan berinvestasi, penyediaa sarana prasarana trasportasi, telekomunikasi, listrik serta perangkat perundang-undangan yang mendukung kemitraan usaha. Disamping itu pemerintah diharapkan dapat berperan pula dalam pembinaan terhadap pelaksanaan kemitraan tersebut untuk menghindari terjadinya eksploitasi salah satu pihak terhadap pihak lainnya.
Demikian sharing tentang pola kemitraan sederhana bagi usaha komoditas wanatani, saya Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat.

Jun 14, 2017

LANGKAH KEMITRAAN BUAT PELAKU USAHA



Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan pelaku-pelaku usaha agar siap bermitra adalah sebagai berikut :
1    Identifikasi dan pendekatan kepada pelaku usaha, baik pelaku usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar. Dalam tahap identifikasi ini dikumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan jenis usaha atau komoditas yang akan diusahakan, potensi sumberdaya yang mendukung, tingkat kemampuan para pelaku usaha baik bidang pengusahaan iptek, permodalan, SDM sarana prasarana lainnya. Dalam tahap ini diharapkan masing-masing pelaku usaha dapat lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat teridentifikasi pelaku usaha mana yang paling potensial untuk dijadikan mitra usaha. Selanjutnya dari para pelaku yang bermitra untuk melakukan kemitraan akan melakukan pendekatan atau proses penjajakan menuju rose selanjutnya.
2    Membentuk wadah organisasi ekonomi, untuk memudahkan komunikasi, kelancaran informasi dan kemudahan kordinasi dalam kemitraan usaha antara pengusaha besar, menengan dan kecil yang berbadan hukum dan dalam jumlah yang banyak, maka peru adanya pengorganisasian atau pengelompokan usaha kecil yang sejenis. Pengelompokan atau pengorganisasian ini dimaksudkan agar terbentuk skala ekonomi tertentu yang mempunyai aspek-aspek (berbadan hukum) seperti, misalnya koperasi.
Dengan adanya legalitas ini akan lebih memudahkan dalam melakukan kesepakatan-kesepakatan bisnis dengan perusahaan mitra serta memudahkan dalam mengakses terhadap sumber permodalan. Usaha dalam skala ekonomi tertentu akan membawa keuntungan antara lain meningkatkan efisiensi usaha karena dapat melakukan pengadaan input produksi, proses produksi sampai pemasaran secara bersama, shingga dapat meningkatkan nilai tambah yang diperoleh serta dapat meningkatkan posisi tawar dibandingkan melakukan usaha secara sendiri-sendiri.
3    Menganalisa kebutuhan pelaku usaha, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai peluang-peluang usaha dan permasalahan-permasalahan mendasar dalam pengembangan usaha yang dihadapi pelaku-pelaku usaha kecil, menengah maupun besar.
4    Merumuskan program, setelah peluang-peluang usaha dianalisis, maka dapat disusun program yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kegiatan seperti pelatihan, magang, study banding, pemberian konsultasi serta peningkatan koordinasi dan lain-lain. Harapan yang ingin dicapai dari berbagai upaya tersebut adalah adanya penningkatan menejerial dan kewirausahaan bagi masyarakat khususnya di pedesaan.
5    Kesiapan bermitra, pelaku usaha kecil perlu memnyadari bahwa kemitraan bukan belas kasihan dari pelaku usah besar/menengah seperti lembaga sosial yang bersifat cuma-cuma. Hal ini perlu disadari pula oleh pelaku usaha besar bahwa adanya usaha kemitraan dengan pelaku usaha kecil tidak semata-mata untuk memperoleh keuntungan. Adanya kemitraan harus disadari oleh kedua belah pihak bahwa kemitraan merupakan suatu hubungan kerja dan peluang, dan juga menjadi ajang untuk belajar dan mengembangkan diri serta menimba kekuatan/kelebihan-kelebihan yang dimiliki mitra usahanya. Selain itu pelaku-pelaku usaha yang akan bermitra perlu memahami benar bahwa kemitraan memerlukan adanya keseimbangan yang jelas antara kontribusi, proses partisipasi yang melibatkan semua fihak serta pembagian hasil yang sepadan sesuai dengan kontribusi. Semua pihak memberikan kontribusi, menata proses partisipasi, serta memperoleh pembagian hasil keuntungan sesuai kontribusinya.
6    Temu usaha, kegiatan ini memiliki tujuan untuk mempertemukanpelaku-pelaku usaha yang telah siap bermitra. Pada ajang pertemuan ini, kedua belah pihak mulai saling mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, pokok-pokok permaslahan yang dihadapi.
Pada kesempatan ini juga dapat dipertemukan secara langsung pemilik modal dan pihak perbankan dengan usaha kecil. Harapan yang dicapai dari pertemuan itu adlah adanya konrak kerja sama antara pelaku-elaku usaha yang akan bermitra dan juga berkembangnya komoditi unggulan yang  diminta pasar.
7    Adanya koordinasi, berkembangnya kemitraan tidak terlepas dari adanya dukungan iklim yang kondusif untuk berkembangnya investasi dan usaha di daerah. Dukungan faasilitas atau kemudahan perizinan, perangkat kebijakan perkreditan, tingkat suku bunga, peraturan daerah dankemudahan-kemudahan lainnya sangat membantu proses kemitraan. Dalam mewujudkan hal tersebut sangat diperlukan adnya koordinasi dan persamaan persepsi antara lembaga/instansi terkait. Selama ini lemahnya koordinasi dan perbedaan persepsi antara lembaga/instansi sering menjadi kendala dalam mengembangkan kemitraan usaha. Disamping itu lemahnya pemantauan atau pengawasan terhada prilaku usaha besar sering menyebabkan terjadinya eksploitasi yang kuat terhadap yang lemah dalam kerangka kemitraan, sehingga kemitraan semacam ini bersifat semu dan tidak bertahan lama.
Demikian sharing tentang langkah-langkah kemitraan buat pelaku usaha. Saya, Adhari, mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat.

Jun 7, 2017

Bantal Mulsa Daun Kering



Bantal mulsa daun kering (bantal MDK) adalah daun-daun kering yang dimasukan ke dalam karung yang dibuat dari jala dan bentuknya seperti bantal.
Kegiatan memelihara tanaman dengan bantal mulsa daun kering sangat mudah. Sebanyak dua buah bantal mulsa daun kering diletakan di bawah poho/tanaman dan dirapatkan sampai tidak ada celah diantara kedua bantal, agar cahaya matahari tidak dapat menembus lantai hutan. Dengan demikian gulma tidak bisa tumbuh. Gulma adalah tumbuhan liar yang memerlukan cahaya untuk pertumbuhannya.
Pemasangan bantal  mulsa daun kering dilakukan setiap 3 – 4 bulan tergantung lamanya bantal mulsa daun kering terdekomposisi. Bantal mulsa daun kering yang lebih tebal misalnya 40 cm akan terdekomposisi lebih lama dibandingkan dengan bantal mulsa daun kering yang tebalnya 20cm. Pada gambar tanaman kayu bawang dan jabon yang telah diberi bantal mulsa daun kering dimana gulma tidak tumbuh.
Bila semua daun dalam bantal mulsa daun kering telah hancur, biasanya 4 – 5 bulan, maka bantal yang terbuat dari nilon tersebut dapat digunakan kembali dengan cara mengisi mulsa daun kering lagi dan selanjutnya diletakan kembali di sekitar tanaman.
Bantal mulsa daun kering (bantal MDK) dapat digunakan untuk memellihara pohon mulai dari selesai penanaman atau tanaman yang masih muda umur kurang dari tiga tahun.
Penggunaan bantal MDK merupakan cara pemeliharaan tanaman yang murah, mudah dan ramah lingkungan.
Demikian sharing tentang bantal mulsa daun kering, saya, Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat.

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI