Apr 10, 2018

CARA SEDERHANA MENGUKUR TINGGI POHON BERDIRI


Di dalam pengelolaan hutan rakyat, kayu merupakan komoditas utama. Salah satu karaterisitk dari hutan rakyat adalah jenis pohon yang heterogen. Dalan satu areal pengelolaan biasnya petani menanam pohon lebih dari tiga jenis. Hal ini dikarenakan para petani membiarkan jenis pohon lain yang tumbuh secara alami.  Daur panen biasanya tegantung pada jenis pohon. Untuk jenis sengon biasanya umur 5-6 tahun sudah siap dipanen. Tapi untuk jenis pohon afrika biasnaya 7-8 tahun baru bisa dipanen.
Dalam hal pemanenan biasanya petani didasarkan pada keperluan sendiri akan kayu, misalnya mereka akan membangun rumah sehingga kayunya diambil dari hutannya sendiri, atau untuk dijual. Jika kayu tersebut diperuntukan untuk dijual biasanya mereka menjual kayu dalam keadaan kayu berdiri (dijual sebelum ditebang). Padahal mestinya kayu itu dijual berdasarkan volume/kubikasi. Tentu ada beberapa alasan mengapa petani lebih suka menjual pohonnya dalam keadaan sebelum ditebang, diantaranya :
Petani kurang memahami bagaimana menghitung volume kayu.
Petani tidak mau ambil pusing. Pinginya cepat jadi uang.
Nah, dengan dua hal ini saja maka petani sangat rentan sekali dibohongi ulah para tengkulak. Bertahun-tahun ia menunggu hasil panenan dari pohon yang ia tanam sendiri, tapi diakhir kemudian keuntungan jatuh kepada tengkulak.
Untuk membantu petani  menghitung/menaksir volume kayu berdiri, maka salah satunya adalah harus tahu dulu bagaimana menghitung tinggi pohon secara sederhana. Berikut adalah paparannya.
Alat yang harus disiapkan :
Tongkat kayu/ belahan bambu berukuran panjang 4m/400cm.
Penggaris kayu berskala (satuan dalam cm) sepanjang 30cm.
Langkah kerja :
Tancapkan tongkat kayu/bambu menempel pada pohon yang akan kita ukur tingginya.
Selaku pengukur, kita ukur jarak antara kita dengan pohon tersebut. Pegang penggaris kayu dengan tangan kanan dalam posisi dijulurkan lurus ke depan. Posisi nol dari penggaris kayu berada di bawah.
Bidik ujung bawah penggaris tepat pada pangkal batang pohon, dan bidik pula ujung atas penggaris ke bagian batang bebas cabang atau posisi tertinggi dari pohon (pucuk).
Jarak antara kita dengan pohon tergantung pada ketepatan bidikan bawah dan bidikan atas dari penggaris tersebut. Jika belum menemukan posisi yang tepat maka posisi kita bisa maju mendekati pohon yang akan kita ukur atau kita mundur semakin menjauhi. Hal ini tidak mempengaruhi hasil perhitungan nanti.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada ilustarasi di bawah ini :



Demikian, cara mudah dan sederhana teknik mengukur tinggi pohon. Mudah-mudahan bermanfaat.



No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI