Di
dalam pengelolaan hutan rakyat, kayu merupakan komoditas utama. Salah satu
karaterisitk dari hutan rakyat adalah jenis pohon yang heterogen. Dalan satu
areal pengelolaan biasnya petani menanam pohon lebih dari tiga jenis. Hal ini
dikarenakan para petani membiarkan jenis pohon lain yang tumbuh secara
alami. Daur panen biasanya tegantung
pada jenis pohon. Untuk jenis sengon biasanya umur 5-6 tahun sudah siap
dipanen. Tapi untuk jenis pohon afrika biasnaya 7-8 tahun baru bisa dipanen.
Dalam
hal pemanenan biasanya petani didasarkan pada keperluan sendiri akan kayu,
misalnya mereka akan membangun rumah sehingga kayunya diambil dari hutannya
sendiri, atau untuk dijual. Jika kayu tersebut diperuntukan untuk dijual
biasanya mereka menjual kayu dalam keadaan kayu berdiri (dijual sebelum
ditebang). Padahal mestinya kayu itu dijual berdasarkan volume/kubikasi. Tentu
ada beberapa alasan mengapa petani lebih suka menjual pohonnya dalam keadaan
sebelum ditebang, diantaranya :
Petani
kurang memahami bagaimana menghitung volume kayu.
Petani
tidak mau ambil pusing. Pinginya cepat jadi uang.
Nah,
dengan dua hal ini saja maka petani sangat rentan sekali dibohongi ulah para
tengkulak. Bertahun-tahun ia menunggu hasil panenan dari pohon yang ia tanam
sendiri, tapi diakhir kemudian keuntungan jatuh kepada tengkulak.
Untuk
membantu petani menghitung/menaksir volume kayu berdiri, maka salah
satunya adalah harus tahu dulu bagaimana menghitung tinggi pohon secara sederhana. Berikut
adalah paparannya.
Alat yang harus disiapkan :
Tongkat
kayu/ belahan bambu berukuran panjang 4m/400cm.
Penggaris
kayu berskala (satuan dalam cm) sepanjang 30cm.
Langkah
kerja :
Tancapkan
tongkat kayu/bambu menempel pada pohon yang akan kita ukur tingginya.
Selaku
pengukur, kita ukur jarak antara kita dengan pohon tersebut. Pegang penggaris
kayu dengan tangan kanan dalam posisi dijulurkan lurus ke depan. Posisi nol
dari penggaris kayu berada di bawah.
Bidik
ujung bawah penggaris tepat pada pangkal batang pohon, dan bidik pula ujung
atas penggaris ke bagian batang bebas cabang atau posisi tertinggi dari pohon (pucuk).
Jarak
antara kita dengan pohon tergantung pada ketepatan bidikan bawah dan bidikan
atas dari penggaris tersebut. Jika belum menemukan posisi yang tepat maka
posisi kita bisa maju mendekati pohon yang akan kita ukur atau kita mundur
semakin menjauhi. Hal ini tidak mempengaruhi hasil perhitungan nanti.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada ilustarasi di bawah
ini :
Demikian, cara mudah dan sederhana teknik mengukur tinggi pohon. Mudah-mudahan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment