Ilmu
ukur kayu merupakan ilmu dasar dalam kehutanan. Digunakan dalam hampir semua
cabang ilmu kehutanan secara teori dan praktek. Ilmu ukur kayu ini meliputi :
1. Pengukuran volume (pohon berdiri).
2. Pengukuran hasil/produksi kayu.
3. Penelitian pertumbuhan pohon dan
tegakan.
Pengukuran
Isi Pohon dan Tegakan
Isi
dari pohon hidup dan berdiri ditentukan dengan mengukur diameter dan tinggi pohon.
Batasan tentang isi pohon yang akan kita hitung isinya tergantung pada tujuan
dan keperluannya. Misal ; untuk pertukangan, kayu bakar, dan penelitian.
Untuk
pengukuran isi bagi keperluan kayu bakar diukur dari puncak.
Diameter
pohon diukur pada batang setinggi 130cm
dari muka tanah, dengan alasan :
1. Ketinggian ini relatif mudah dicapai.
2. Umumnya sudah bebas banir.
Tinggi
pohon diukur dari permukaan tanah sampai puncak tajuk atau sampai batas bawah bebas cabang. Apabila
diameter dan tinggi pohon sudah diukur, maka isi pohon dapat ditaksir.
Nah, bagaimana cara mengukur diameter
pohon dan tinggi pohon ? Saya akan coba jelaskan seperti paparan di bawah ini :
PENGUKURAN
DIAMETER
Pendekatan
geometri pengukuran diameter suatu pohon adalah bentuk lingkaran. Disebut
pendekatan karena pada umumnya keliling batang pohon tidak ada yang benar-benar
berbentuk lingkaran. Pengukuran diameter pohon dilakukan pada batang pohon
setinggi 130 cm. Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada diameter terpendek
dan diameter tegak lurus pada diameter terpendek kemudian dirata-ratakan.
Keliling
lingkaran = λ.d
Maka
dimaternya = 1/ λ x keliling
ALAT UKUR DIAMETER ( Ǿ )
1. Apitan
pohon
Adalah alat ukur Ǿ pohon yang termasuk
paling memberi ketelitian yang seksama. Alat ini terbuat dari baja, terdiri
dari mistar berskala dua kaki, dimana satu kaki
diantaranya dapat digeser menyusuri mistar dan lainnya statis. Ukuran
alat ini beragam dari panjang mistar 15cm s.d panjang 80cm.
Penggunaan :
- Pengukuran
dilakukan pada 130 cm dari muka tanah.
- Posisi
kedua kaki waktu mengapit pohon harus datar.
- Pengukuran
diameter dilakukan dua kali pada ketinggian yang sama, yaitu pada diameter
batang terpendek dan diameter tegak lurus diameter terpendek, kemudian
dirata-ratakan.
2. Pita
diameter (phi-band)
Sebagai
alat pengukur Ǿ secara langsung.
Penggunaan melalui pendekatan bentuk lingkaran.
Keliling
lingkaran = λ . d
Maka
dimaternya = 1/ λ . keliling
Penggunaan
;
-
dililitkan
pada batang pohon setinggi 130 cm.
-
Pelilitan
harus datar.
-
Hanya
mengukur Ǿ atau keliling satu kali.
MENGUKUR TINGGI POHON
Alat ukur
tinggi pohon ;
1.Kristen
Meter
2. Haga
Jarak
dari pohon ke pengukur ditentukan keadaan tajuk pohon dan kondisi lingkungan.
Kalau letak pohon berada di atas pengukur, maka bidikan atas dikurangi bidikan
bawah.
PENENTUAN ISI POHON
Pendekatan
melalui pendekatan tabung / krucut (geometri). Pengukuran diameter pada pohon
rebah bisa dilakukan pada pangkal, tengah, dan ujung pangkal. Istilah yang
digunakan pada pengukuran volume tegakan adalah “menaksir”.
1. Pengertian
;
- Volume kayu pohon : Adalah volume kayu dari seluruh pohon
dengan kulit, tunggak tingginya 1/3 diameter dekat leher pohon tidak
diperhitungkan.
- Volume kayu tebal : adalah semua kayu yang berdiameter
lebih dari 7 cm beserta kulitnya, dan tunggak tidak diperhitungkan
- Volume kayu komersil : adalah volume kayu bebas cabang,
biasanya tanpa kulit dan tanpa tunggak.
2. Angka
/ Faktor Bentuk ( F )
Adalah suatu bilangan tetap yang dimasukan
ke dalam perhitungan isi pohon.
Volume pohon = b . t . f
Dimana
: b = Bidang dasar = ¼λ.d2
T
= Tinggi pohon
F = Faktor bentuk. Angka faktor bentuk yang
dianggap mewakili = 0,7
Misal :
Diketahui d = 45 cm ; t bebas cabang = 10m, maka volume
kayunya, sbb :
V = ¼ . 3,14
. 0,452 . 10 . 0,7
= 0,7854 . 0,2025 . 10 . 0,7 = 1,11m3
Demikian sedikit sharing tentang cara mudah meankasir volume kayu berdiri/pohon. Mudah-mudahan bermanfaat.
Demikian sedikit sharing tentang cara mudah meankasir volume kayu berdiri/pohon. Mudah-mudahan bermanfaat.
Angka 0.2025 di dapat dari mana bos
ReplyDeleteMaaf kurang faham
Terima kasih Kang Arif atas pertanyaannya. baik akan saya coba jelaskan.
ReplyDeleteAngka 0,2025 itu diperoleh dari diameter kuadrat (D²). Di contoh perhitungan itu diketahui diameter batangnya 45cm. Karena tinggi bebas cabangnya dalam satuan meter (10m), maka yang dimeter itu pun kita samakan satuannya menjadi meter. Diameter batang 45cm = 0,45m kemudian dikuadratkan, 0,45²=0,2025.
Ok, Kang Arif. Semoga jawabannya jelas, ya…
Maaf aku boleh minta daftar tabel volume pohon berdiri ga makasih sebelumnya
ReplyDeleteuntuk angka 0,7 (faktor bentuk) asalnya drmn ya? dan pakai satuan apa?
ReplyDeletekalo cm bukannya harus dijadikan meter, begitupun sebaliknya.
mohon penjelasannya ya..
Contoh nya om misalkan saya mau beli pohon albasia lilitan mulai 64 cm keatas sebanyak 1300 pohon,berapa kira² volume yang kita dapatkan super dan rijectnya jika dibuat potongan 1 meteran
ReplyDeletesebelumnya kita sepakati dulu bahwa kita hanya melakukan penaksiran volume, artinya tidak akan benar" menghasilkan volume yg sebenarnya. Tapi setidaknya hasilnya akan mendekati. dari contoh pemisalan di atas baru diketahui jumlah pohon sebanayak 1300 dan lilitan anggap saja semua nilainya 64cm, ini harus diketahui dulu tinggi pohon bebas cabang keseluruhan (lihat postingan cara mengukur tinggi pohon).
ReplyDeletedari lilitan 64cm, maka akan diketahui diameternya sebagai berikut : D= 64:3,14=20,38cm. Kemudian kita hitung luas bidang dasarnya, dengan rumus L=1/4x3,14x(0,2038x0,2038) = 0,0326cm2
Anggap saja tinggi pohonya setelah dilakukan pengukuran masing-masing 10m. Jangan lupa sertakan angka faktor bentuk yaitu 0,7. Maka volume pohonnya : 0,0326x10x0,7x1300=296,66 m3.