Aug 23, 2018

PERGILIRAN TANAMAN PADA PENGELOLAAN AGROFORESTRY


Pergiliran (rotasi) tanaman merupakan salah satu pengelolaan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa jenis tanaman ditanam berurutan, yang satu setelah yang lainnya di tempat yang sama.
Pola tanam itu dapat berubah dari tahun ke tahun, tetapi tujuannya tetap sama, yakni memperoleh keadaan tanah yang secara fisik lebih baik dan susunan zat haranya juga lebih baik.
Setiap jenis tanaman menyerap hara yang berbeda dari
lahan tempatnya tumbuh. Sebaliknya masing-masing jenis tanaman meninggalkan sisa-sisa tanaman atau pengaruh tertentu pada lahan tersebut. Satu pola pergiliran tanaman yang baik akan mempertimbangkan sifat masing-masing tanaman - apa yang diserap dan apa yang diberikan - sehingga hasil akhirnya adalah keadaan tanah yang lebih baik.
Dalam sistem wanatani, komponen tanaman umur panjang dapat diganti setelah beberapa tahun. Ini dapat dianggap sebagai satu kali pergiliran yang lebih singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Wanatani memerlukan pendekatan jangka panjang dalam pergiliran tanaman ini. Dengan menggunakan keanekaragaman tanaman yang lebih besar, masing-masing jenis tanaman dengan daur produksi yang unik.
Pergiliran tanaman yang sering digunakan adalah padi - kacang hijau – jagung - kacang tunggak. Karena tanaman leguminosa meninggalkan nitrogen dalam tanah, kacang hijau (Vigna radiata) ditanam setelah padi (Oryza sativa) untuk menambah kembali nitrogen dan zat hara lain yang diambil oleh padi. Seperti pula kacang tunggak (Vigna ungguicalata) yang mampu mengikat nitrogen dan berpengaruh positif  pada tanah, dapat ditanam setelah jagung (Zea mays) yang menyerap banyak zat hara dari tanah.
Keuntungan :
-     Sangat membantu dalam memperbaiki kesuburan tanah.
-     Mendiversifikasi produksi
-     Membantu meangendalikan hama/penyakit.
-     Meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah
-     Mengurangi erosi
-     Mengurangi pemakaian nitrogen.




Aug 6, 2018

MENGHITUNG KEBUTUHAN BENIH UNTUK PEMBIBITAN TANAMAN TAHUNAN

Dalam rangka penghematan pemakaian benih dipersemaian, maka kemampuan menghitung kebutuhan benih menjadi hal yang penting untuk dikuasai pelaku pembibitan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benih diantaranya :
Hasil pengujian Benih berupa :
  1. % kadar air,
  2. % kemurnian,
  3. % daya berkecambah
  4. berat 1.000 butir

RUMUS :
                                   B
                    A = -------------------
                             C x D x E
 Dimana :   A   = Kebutuhan benih
                   B  = Kebutuhan bibit
                   C  = Prosentase daya berkecambah
                   D  = Prosentase kemurnian benih
                   E  = Jumlah benih per kg

Contoh Perhitungan kebutuhan benih Sengon:

1. Jarak tanam            =  3 x 1 m²
                                            10.000 m²
2. Jumlah bibit / ha     = -------------- = 3.300 bibit
                                              3 x 1 m²
3. Jumlah sulaman     = 20 % x 3.300 bibit   = 660
4. Jumlah bibit + sulaman / ha  = 3.300 + 660 = 3.960 
                                                                  (4.000 bibit)

KETERANGAN BENIH :
   1. DK                        = 70 %
   2. Kemurnian            = 95 %
   3. Berat 1.000 butir  = 20 gram (1 kg = 50.000 butir)
KEBUTUHAN BENIH /Ha
                                                            B
                                                   A = --------------
                                                          C x D x E
                                               4.000
                            = ------------------------------- = 0,12 kg
                                   0,7 x 0,95 x 50.000

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI