Dec 18, 2017

PRINSIP UNTUK BAHAN DAN PERALATAN DALAM PERSEMAIAN


Prinsip 1.
Peralatan yang dibeli harus memiliki spesifikasi fungsi yang sesuai dengan kegiatan yang dimaksudkan. Tidak perlu membeli peralatan yang tidak berperan nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja .
Prinsip 2
Media tabur yang digunakan hendaknya steril. Media tidak banyak mengandung bahan organik, kecuali untuk benih berukuran halus. Ukuran pertikel media tabur disesuaikan dengan karakteristik benih yang dikecambahkan.
Prinsip 3
Media untuk pembesaran semai harus cukup berpori dan cukup kuat menahan bibit tumbuh tegak dan tidak rusak ketika dipindahkan. Media semai harus mengandung banyak nutrisi berupa mineral-mineral yang dibtuhkan untuk pertumbuhan bibit. Media idealnya harus terbebas dari hama dan penykait, gulma. Media juga harus mengandung jasad renik yang menguntungkan.
Prinsip 4
Sinar  matahari sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan bibit, harus dikelola sebaik  mungkin. Naungan diberikan pada saat bibit memang membutuhkan naungan sesuai dengan umur bibit dan jenis tanaman.
Prinsip 5
Pemilihan wadah semai perlu mempertimbangkan jenis tanaman, ukuran bibit yang diinginkan, dan efektivitas pengangkutan.
Prinsip 6
Pupuk  dan obat-obatan (insetisida, fungisida dan pembasmi rayap) hendaknya selalu tersedia, sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.
Prinsip 7
Peningkatan efisiensi penggunaan bahan dan alat diperoleh melalui penyimpanan dan perawatan yang baik.
Demikian sharing tentang prinsip bahan dan peralatan dalam persemaian. Tulisan ini dikutip dari buku Prinsip-Prinsip Cerdas Usaha Pembibitan Tanaman Hutan  yang ditulis oleh Agus Astho Pramono, dkk. Saya, Adhari mengucapkan semoga bermanfaat.

Dec 13, 2017

PRINSIP-PRINSIP DALAM PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA PERSEMAIAN


Prinsip 1.
Pembangunan persemaian diawali dengan merancang tata letak untuk memaksimalkan efisiensi ruang dan efisiensi kerja agar keperluan modal dan tenaga kerja menjadi minimal.lahan dibersihkan agar tercipta area yang rata, aerasi dan drainase yang lancar, serta pencahayaan sinar matahari yang terkelola sesuai dengan kebutuhan.
Prinsip 2
Air untuk penyiraman bibit harus tersedia sepanjang tahun. Sumber air harus bebas dari bahan pencemar. Peralatan dan teknik penyiraman yang digunakan hendaknya dapat menjamin intensitas dan kuantitas penyiraman yang tepat.
Prinsip 3
Bedeng tabur merupakan tempat tumbunya kecambah yang rentan dari kerusakan sehingga bedeng tabur harus memiliki lingkungan yang beraerasi baik, terbebas dari hama dan penyakit, terjaga kelembabannya, dan tidak terpapar langsung oleh sinar matahari dengan intensitas tinggi.
Prinsip 4
Bedeng sapih merupakan tempat bibit dirawat untuk tumbuh sehat sampai usia siap tanam sehingga memerlukan pasokan air dan sinar matahari yang cukup. Bedeng sapih harus memungkinkan bibit mendapatkan pilihan tingkat naungan tertentu atau mendapatkan intensitas matahari penuh.
Prinsip 5
Area administrasi hendaknya berada dekat pintu masuk dan dikondisikan agar pekerja maupun konsumen merasa nyaman dan dapat melihat area kerja dimana bibit dibesarkan dan dipelihara.
Demikian sharing tentang prinsip-prinsip dalam sarana prasarana persemaian. Tulisan ini dikutip dari buku “Prinsip-Prinsip Cerdas Usaha Pembibitan Tanaman Hutan”  yang ditulis oleh Agus Astho Pramono, dkk. Saya, Adhari mengucapkan semoga bermanfaat.

Dec 11, 2017

MENGAPA BERWIRAUSAHA DI PEMBIBITAN TANAMAN HUTAN



Kebutuhan kayu baik nasional maupun internasional akan terus meningkat. Secara nasional, produksi kayu belum dapat memenuhi kebutuhan industri. Kapasitas terpasang industri pengolahan kayu secara nasional pada tahun 2013 mancapai 70 juta m³ per tahun, sedangkan realisai penggunaan bahan bakunya hanya mencapai 60,4m³ per tahun (kemeterian kehutanan, 2014) sehingga masih kekurangan bahan baku. Demikian juga pada tingkat internasional, konsumsi kayu pada tahun 2011 yang mencapai 3,4 miliar m³ untuk industri dan energi (FAO, 2014) diperkirakan akan terus meningkat terutama untuk memenuhi kebutuhan industri.
Data di atas mengindikasikan bahwa  kayu semakin dicari, dan prospek budidaya kayu ke depan semakin baik dan sekaligus kebutuhan akan bibit yang berkualitas juga akan semakin tinggi.
Demikian sharing tentang mangapa berwirausaha di pembibitan tanaman hutan. Tulisan ini dikutip dari buku “Prinsip-Prinsip Cerdas Usaha Pembibitan Tanaman Hutan”  yang ditulis oleh Agus Astho Pramono, dkk. Saya, Adhari mengucapkan semoga bermanfaat.

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI