Prinsip 1.
Pembangunan
persemaian diawali dengan merancang tata letak untuk memaksimalkan efisiensi
ruang dan efisiensi kerja agar keperluan modal dan tenaga kerja menjadi
minimal.lahan dibersihkan agar tercipta area yang rata, aerasi dan drainase
yang lancar, serta pencahayaan sinar matahari yang terkelola sesuai dengan
kebutuhan.
Prinsip
2
Air
untuk penyiraman bibit harus tersedia sepanjang tahun. Sumber air harus bebas
dari bahan pencemar. Peralatan dan teknik penyiraman yang digunakan hendaknya
dapat menjamin intensitas dan kuantitas penyiraman yang tepat.
Prinsip
3
Bedeng
tabur merupakan tempat tumbunya kecambah yang rentan dari kerusakan sehingga
bedeng tabur harus memiliki lingkungan yang beraerasi baik, terbebas dari hama
dan penyakit, terjaga kelembabannya, dan tidak terpapar langsung oleh sinar
matahari dengan intensitas tinggi.
Prinsip
4
Bedeng
sapih merupakan tempat bibit dirawat untuk tumbuh sehat sampai usia siap tanam
sehingga memerlukan pasokan air dan sinar matahari yang cukup. Bedeng sapih
harus memungkinkan bibit mendapatkan pilihan tingkat naungan tertentu atau
mendapatkan intensitas matahari penuh.
Prinsip
5
Area
administrasi hendaknya berada dekat pintu masuk dan dikondisikan agar pekerja
maupun konsumen merasa nyaman dan dapat melihat area kerja dimana bibit
dibesarkan dan dipelihara.
Demikian
sharing tentang prinsip-prinsip dalam sarana prasarana persemaian. Tulisan ini
dikutip dari buku “Prinsip-Prinsip Cerdas Usaha Pembibitan Tanaman Hutan” yang ditulis oleh Agus Astho Pramono, dkk.
Saya, Adhari mengucapkan semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment