Aug 9, 2021

BAMBU, DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN DAN PERLINDUNGAN TANAH-AIR

Dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, bambu memiliki peranan yang sangat besar. Dengan salah satu ujungnya yang diruncingkan yang dikenal dengan bambu runcing, merupakan senjata yang ampuh dalam mengatasi ketidak seimbangan persenjataan antara para pejuang dan penjajah. Namun bambu runcing memiliki kesaktian yang bisa mengobarkan semangat dan rasa percaya diri para pejuang dan sekaligus menciutkan nyali para penjajah.

Bambu runcing adalah sejata penomenal yang tercatat dalam sejarah perebutan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Bahkan mungkin satu-satunya di dunia, yang menggunakan bambu runcing sebagai senjata dalam masa perang dunia I dan perang dunia II. Hanya di Indonesia. Begitu saktinya bambu runcing, melebihi kesaktian keris empu gandring.

Dalam penampilannya yang sederhana, bambu terus
mengawal tanah air kita dari masa perjuangan merebut kemerdekan sampai saat ini. Dari tahun ke tahun, sudah 76 tahun kita merdeka, bambu selalu hadir ikut memeriahkan hari yang bersejarah yaitu hari kemerdekaan Indonesi yang selalu diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Bendera merah putih berkibar diujung tiang yang didominasi dari bambu. Dari mulai perkotaan sampai ke pelosok-pelosok perbukitan, di sepajang jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten sampai ke gang-gang perkampungan, bendera merah putih dikibarkan di ujung sebatang bambu. Begitu melekatnya bambu di hati warga negara Indonesia. Sosok yang sakti namun sederhana, fleksibel dalam melindungi tanah air kita, Indonesia.

Dalam konteks konservasi, peran bambu sangat besar dalam melindungi tanah dan air. Dari hasil penelitian di China, dedaunan bambu yang berguguran di hutan bambu terbuka paling efisien di dalam menjaga kelembaban tanah dan memiliki indeks erosi paling rendah dibanding 14 jenis hutan yang lain. Hutan bambu mampu meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 240% dibandingkan hutan pinus. Penghijauan dengan bambu pada bekas tambang batu bara di India mampu meningkatkan muka air tanah 6,3 meter hanya dalam 4 tahun.

Penelitian Prof. Koichi Ueda dari Kyoto University menyatakan bahwa sistem perakaran bambu monopodial sangat efektif di dalam mencegah bahaya tanah longsor. Hutan bambu dapat menyerap CO2 62 ton/Ha/Thn sementara hutan tanaman lain yang masih baru hanya menyerap 15 ton/Ha/Thn. Bambu juga melepaskan oksigen sebagai hasil foto sintesis 355 lebih banyak dari pohon yang lain.

Begitu besar peran dan fungsi tanaman bambu dalam melindungi tanah dan air kita, baik dalam tatanan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia maupun dalam tatanan konservasi tanah dan air. Mari jaga dan lindungi hutan bambu kita, jangan biarkan keberadaanya semakin langka. 

No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI