Tumbuh kokoh dengan tampilan pohon
dan bunga yang super cantik menjadikan bunga flamboyan dikenal sebagai “Pohon
legendaris terindah di dunia” oleh kalangan pecinta Memang pantas, karena
jika dilihat bentuk pohonnya yang berbatang kokoh dan tumbuh menjulang ini
mampu memberikan bunga-bunga flamboyan yang menakjubkan indahnya.
Pohon bergenus Delonix ini
mempunyai banyak nama, di Indonesia, dinamakan flamboyan, diambil dari bahasa
prancis Flamboyant yang memiliki arti ‘cemerlang’. Di kalangan pakar ilmiah
disebut Royal Poinciana, orang-orang India menyebutnya Gulmohar. Ada juga Flame
tree atau flame of the Forest, karena seperti kobaran api yang menyala di
tengah-tengah hijaunya pohon lain.
Di Indonesia, untuk menikmati
keindahan bunga flamboyan, Anda harus menunggu musim pancaroba dulu. Sepanjang
musim hujan, pohon flamboyan hanya akan tumbuh seperti pohon-pohon lain yang
rimbun dengan daunnya yang hijau. Setelah pertengahan kemarau, daunnya akan
berguguran, batangnya mengering, meranggas, tangkainya patah-patah, terlihat
seperti pohon gundul yang sudah mati.
Namun saat musim hujan tiba, pohon
ini akan menampakkan pemandangan yang luar biasa. Dari kejauhan akan terlihat
seperti batang pohon yang dipayungi payung merah raksasa. Payung merah raksasa
itu berasal dari ratusan bahkan ribuan bunga-bunga merah yang bermekaran secara
bersamaan. Pohon flamboyan hidup kembali…! Momen inilah yang selalu
ditunggu-tunggu banyak orang untuk diabadikan. Biasanya dengan berburu foto
atau sengaja menghabiskan waktu untuk berteduh di bawah pohon tersebut sambil menikmati
keindahannya. Bukan pada saat mekarnya saja, bahkan saat bunganya
berguguranpun, selalu menjadi momen favorit orang-orang yang dinantikan.
Sebuah
penelitian menyebutkan flamboyan, bersama asam londo (Phithecellobium dulce), bungur (Lagerstroemia indica), dan glodogan bulat (Polyalthea fragrans), memiliki kapasitas serapan IsNO
yang tinggi (> 30 microgram/g).
Nitrogen dioksida (NO2) merupakan
salah satu gas pencemar udara yang berasal dari emisi kendaraan bermotor.
Tanaman tepi jalan, memiliki kapasitas sebagai penyerap polutan udara.
Potensi tanaman dalam penyerapan gas dari udara dapat diketahui dari proses-proses
fisiologi yang terjadi pada daun.
Pangesti Nugrahani (Fakultas
Pertanian UPN Veteran Jatim Surabaya), Nizar Nasrullah (Departemen Arsitektur
Lanskap IPB Bogor), Elsje Louise Sisworo (Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Radiasi – Batan), dalam penelitian “Faktor Fisiologi Tanaman Tepi Jalan yang
Menentukan Kemampuan Serapan Polusi Udara Gas IsNOz)”, melakukan penelitian
untuk mengukur kemampuan tanaman tepi jalan dalam menyerap polutan NO2 dan
faktor-faktor fisiologi yang menentukan.
Bagi
generasi yang mengalami masa mudanya pada dekade 70 – 80, tentu masih ingat
lagu Flamboyan yang dilantunkan grup vokal Bimbo.
Kecantikan flamboyan memang menginspirasi banyak seniman, termasuk Iwan
Abdulrachman, pencipta lagu tersebut.
Sayangnya,
dalam kenyataan, tumbuhan itu, mengutip dari situs web kew.org masuk dalam daftar tumbuhan yang terancam
kepunahan di habitat aslinya di Madagaskar, akibat maraknya pertambangan
dan meluasnya pembukaan lahan dengan cara pembakaran. International Union for
Conservation of Nature, lembaga yang mengeluarkan daftar yang membahas status
konservasi berbagai jenis makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan,
memasukkan flamboyan dalam status “least concern”.