Buluh
bambu dapat cepat menurun kualitasnya setelah pemanenan akibat kadar air dan
kandungan pati yang masih tinggi di dalam buluh. Bambu yang sudah dipotong
diletakan di tempat terbuka dengan berhubungan (menempel dengan tanah),
keawetannya bisa mencapai 1 – 3 tahun. Sedangkan bila di simpan di tempat yang
mendapat perlindungan tingkat keawetannya bisa mencapai 7 tahun.
Cara
penanganan dan pemrosesannya antara lain, sebagai berikut :
- Perendaman buluh dalam air dapat mengurangi kadar pati dan lebih mengawetkan
- Membiarkan buluh tetap ada cabang berikut daunnya untuk beberapa hari agar pati yang ada terserap untuk metabolisme, sehingga kadar pati dalam buluh berkurang dan buluh akan menjadi lebih awet.
- Pengasapan dan pemanasan dengan tujuan mengusir hama serta merusak pati dan menghasilkan racun, yang berakibat buluh lebih awet.
- Penutupan pori buluh dengan kapur dan menyimpan di ruangan yang kering dapat mencegah pertumbuhan jamur dan serangga perusak.
- Secara kimia, lebih efektif tapi biayanya lebih mahal dan tidak cocok untuk dilakukan. Cara ini misalnya fumigasi buluh dengan methil bromida atau bahan kimia yang lain; mengoles atau menyemprotkan boraks dan asam borik dengan dosis 1 : 1; vernis atau melamin.
- Untuk keperluan ekspor, rebung yang sudah dikupas, diiris, dicuci bersih, kemudian direbus dengan air yang diberi garam (1 gram/liter air). Beberapa menit kemudian dikemas dalam kaleng yang suci hama.
(sumber bacaan : Buku
Materi Penyuluhan Kehutanan II. Departemen Kehutanan dan Perkebunan Pusat Penyuluhan
Kehutanan dan Perkebunan Jakarta, 1999)
No comments:
Post a Comment