Dec 31, 2023

AKU TAKAN LELAH MENANAM

Mungkin kau lelah melihatku

Memegang cangkul dan bibit pohon 

Membuat lubang tanam di tanah gersang

Menanam pohon kehidupan

Ini duniaku

Ini profesiku

Ini kesenanganku

Aku takan lelah menanam pohon



Jun 25, 2023

KELANGKAAN SATWA



Salah satu usaha untuk melindungi satwa dari ancaman bahaya punah adalah menetapkan jenis-jenis  satwa tertentu sebagai binatang yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang NO.5 tahun1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Tujuan dari perlindungan dan  pelestarian alam tidak hanya buat menyelamatkan spesies tumbuhan dan binatang dari ancaman bahaya punah, akan tetapi juga harus diusahakan untuk menjamin keanekaragaman ekologi dan keseimbangan dari keseluruhan ekosistem yang telah mengalami gangguan atau yang akan dirusak akibat perluasan aktifitas manusia yang merambah ke kawasan hutan alami.

Di alam bebas ada satwa yang walaupun jumlahnya menurun, tetapi tersebar cukup merata di hutan dan pegunungan, seperti rusa yang memiliki daerah sebaran yang luas walaupun jumlahnya dari tahun ke tahun  semakin menurun. Satwa yang demikian kita katagorikan langka karena populsi di alam turun dengan cepat (yang terlihat adalah gejalanya). Contoh lain adalah burung rangkong, burung glatik, biawak, ular dan kucing hutan. Sedangkan jenis kera mentawai yang sebarannya terbatas hanya di kepulauan Mentawai telah mengalami penurunan populasi akibat perusakan habitat dan terbatas wilayah penyebarannya. Contoh lain juga adalah bekantan, komodo, musang sulawesi, kasuari dan lain-lain. Status yang lebih mencemaskan adalah dinyatakan nyaris  punah karena sedang menuju ke ambang kepunahan seperti jalak bali, duyung dan hiu gergaji.

Guna keperluan berbagai pengelolaan terhadap satwa untuk aspek perlindungan, pengawetan dan pelestarian, serta untuk pengembangan budidayanya, maka digunakan katagori satwa ditinjau dari kelangkaannya. Ada empat kategori yang digunakan yaitu :
Katagori I, satwa yang telah mendekati kepunahan atau nyaris punah (Endangered)
Katagori II, satwa yang populasinya jarang atau terbatas dan memiliki resiko punah (Restricted/Rage).
Katagori III, satwa yang sedang mengalami penurunan pesat dari populasi di alam bebas (Depleted/vulnerable).
Katagori IV, satwa yang terancam punah, tetapi belum ditetapkan tingkat kelangkaannya karena kekurangan data (Indeterminate).
Demikian sharing tentang kelangkaan satwa, saya Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat.

Apr 26, 2023

PENDAMPINGAN MASYARAKAT

 

Untuk menyajikan sebuah kegiatan harus menggunakan cara atau teknik tertentu agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini mutlak dibutuhkan, sebab kegiatan ini tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama. Oleh karena itu, pemilihan suatu cara atau teknik dalam melaksanakan kegiatan harus direncanakan sejauh mungkin.

Demikian juga dalam sistem pelaksanaan kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan pada dasarnya merupakan bagian dari penyuluhan. Dalam penfampingan mengenal berbagai macam metode penyuluhan, sebagaimana yang dapat diterapkan dalam metode pendidikan orang dewasa. Mengacu pda pemahaman tersebut, maka sistem pendampingan harus menggunakan mestode sebagaimana metode penyuluhan.

Dalam memilih metode pendampingan harus memperhatikan situasi dan kondisi dari masing-masing lokasi dimana  kegiatan tersebut dilaksankan. Tidak semua metode dapat dilaksanakan, tetapi sifat lokalitas daerah yang akan didampingi memegang pernana penting.

Selaian situasi dan kondisi daerah, perlu juga diperhatikan sumber daya manusia meaupun alam yang ada di sana. Sumber daya manusia sebagai subyek dalam pelaksanaan pendampingan akan sangat dipengaruhi dalam menentukan metode pendampingan yang akan dipilih dan dilaksnakan.

Satu hal yang terpenting dalam melaksanakan metode pendampingan, jangan terlalu kaku dalam menerapkan salah satu metode, tetapi juga sewaktu-waktu berubah. Uabhlah sesuai dengan kondisi yang saat itu berjalan.

Pengertian

Metode pendampingan adalah cara mempertemukan penyuluh dengan kelompok sasaran pendampingan dengan memperhatikan prinsip-prinsip metode penyuluhan.

Teknik pendampingan adalah proses menyampaikan materi pendampingan kepada kelompoksasaran melalui :

Proses komunikasi, yang memiliki sifat khusus untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam proses pengembangan.

Proses perubahan perilaku melalui pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa.


Mar 10, 2023

Mengenal Gully plug

Gully plug adalah bangunan konservasi berupa susunan batu dalam kawat brojong yang terletak melintang alur anak sungai / parit untuk menahan endapan lumpur sehingga tebing parit akan lebih rendah atau tidak terlalu dalam segingga bahaya tanah longsor dapat dihindarkan.

Gully Plug bisa disebut sebagai pengendali jurang. Keberadaan Gully Plug bisa membantu untuk mencegah hutan dari ancaman longsor dan sebagainya. Jadi Gully Plug ini tidak hanya untuk sungai, tetapi juga bisa digunkan untuk perlindungan hutan. 

Dengan kata lain Tujuan dibangunnya gully plug yaitu untuk memperbaiki lahan yang rusak berupa jurang akibat gerusan air guna mencegah terjadinya jurang yang semain besar sehingga erosi dan proses sedimentasi terkendali.

Oleh karena itu maka pembangunan Gully Plug tentu sangatlah penting untuk menjaga agar kondisi lahan tetap terjaga. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun gully plug yaitu

a) Lahan dengan kemiringan 30%

b) Daerah dikategorikan sebagai lahan kritis

c) Daerah tangkapan air minimum 10 hektare

d) Lebar kedalaman parit/jurang sebesar 3×3 meter

e) Panjang parit/jurang sebesar 250 meter

f) Kemiringan parit/jurang sebesar 5%

Gully Plug sendiri terdiri dari berbagai macam. Tergantung lokasi dan bahan yang digunkana. Berikut beberapa tipe Gully Plug yang sering digunakan di Indonesia. 

a) Tipe Batu Bronjong Berikut adalah gambar rencana Gully Plug, dengan ukuran Tinggi= 2 meter; Lebar= 5 meter.

nur fadhillah Syahrawi
Tipe batu bronjong

b) Tipe batu bronjong dengan sayap

nur fahilah syahrawi
Tipe batu bronjong dengan sayap

c) Pasangan batu spesi

nur fadhilah syahrawi sumenep
Tipe Batu Spesi

d) Tipe Bambu (bio gully plug)

gully plug
Tipe Bambu

Tipe Gully Plug di atas tentunya juga berdasarkan kondisi tanah, tidak semua kondisi bisa menggunakan gully plug. Pembangunan gully plug harus memenuhi persyaratan teknis seperti yang tercantum pada Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.6/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis Bangunan Konservasi Tanah dan Air.

Persyaratan teknis lokasi gully plug antara lain:

1. Kemiringan DTA > 35 % dan terjadi erosi parit/alur;

2. Pengelolaan lahan sangat intensif atau lahan terbuka;

3. Luas DTA 1 – 5 ha; 

4. Kemiringan alur ≤10%;

5. Tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi dan mampu menampung aliran permukaan yang besar; dan/atau

6. Merupakan lokasi penanganan dampak bencana alam

Gully Plug merupakan salah satu cara untuk melindungi hutan. Namun secara keseluruhan, Gully Plug memiliki banyak manfaat. Berikut diatara manfaat dari Gully Plug.

a) Memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air sehingga terjadi jurang/parit

b) Mencegah bertambah luasnya kerusakan lahan akibat terjadinya jurang/parit yang semakin lebar

c) Mengendalikan erosi dan lumpur, endapan, serta air dari daerah atas sehingga dapat mengendalikan hilir dari sedimentasi dan banjir

d) Memperbaiki kondisi tata air di sekitarnya

Gully Plug sendiri sudah di atur oleh pemerintah baik kriteria tanah, tipe, pemanfaatannya. Beberapa Peraturan mulai dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai peraturan Gubernur ada yang membahas.

Sumber : https://www.tectonagrande.com/ 

Jan 31, 2023

KEGIATAN RAT HIMPUNAN PELESTARI SUMBER DAYA ALAM/HIPSA KABUPATEN KUNINGAN

Sebagai betuk pertanggungjawaban pengurus HIPSA yang dinakhodai oleh Bpk H. Maryoto, Sp, hari ini dilaksanakan Rapat Anggota Tahunan/RAT. Kegiatan RAT kali ini dilaksanakan di dapur muncang Desa Babatan Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan.


Dari sejumlah 46 orang anggota, 33 orang anggota hadir pada RAT kali ini. Berdasrkan kesepakan antara pengurus dan anggota yang hadir, kehadiran anggota dianggap sah dan menuhi korum.

HIPSA ini merupakan organisasi sosial, yang mengelola usaha simpan pinjam dengan semboyan "dari kita oleh kita dan untuk kita". Dengan usaha sipa yang dikelola selama ini, berdasarkan masukan dari semua anggota, merasakan manfaat yang sangat dapat dirasakan. Selain jasa yang cukup ringan 2% plat, anggota juga merasa tertolong disaat mendapat kesulitan keuangan.

Selain laporan pertanggung jawaban pengurus, RAT ini juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi. Mengingat keanggotaan HIPSA ini selain ASN kehutanan yang masih aktif, juga ada anggota yang sudah pensiun. Maka pertemuan keseluruhan anggota ini bisa terpasilitasi dengan diselenggarakannya acara RAT.


Jan 20, 2023

MENGENAL DUKU BUAH SI KUNING LANGSAT


Nama Lokal    :
langsat, duku, kokosan.

Nama Ilmiah   : Lansium domesticum Corr.

Nama Lain      : Langsat (Aceh), langsat, lansat (Batak), lase (Nias), lansat (Menado), langsek (Minangkabau), lasat (Dayak), bijitan, dukuh kokosan, pisitan (Sunda), duku, kokosan langat, langsep (Jawa), langsep (Madura), lese (Bugis), bohulo (Gorontalo), lakaolo (Seram Selatan), lalasat (Buru), lasa (Ternate, Tidore). Langsat (Inggris)

Klasifikasi Ilmiah       :

Kingdom: Plantae;

Divisi: Magnoliophyta;

Kelas: Magnoliopsida;

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Lansium

Spesies: Lansium domesticum

Pertelaan Singkat     :

Pohon tunggal, tinggi mencapai 20 m dengan diameter hingga 40 cm. Daunnya berselang-seling, bersirip ganjil dengan 5 - 7 anak daun. Helaian daunnya bertangkai berbentuk elips, bulat panjang atau lonjong. Perbungaan terletak pada cabang atau batangnya yang menggantung ke bawah. Buah bentuk bulat sampai lonjong , berbulu pendek atau licin. Kulit buah berwarna kuning muda keabu-abuan, tipis dan bergetah putih seperti susu. Buah biasanya mempunyai biji yang rasanya pahit, masing-masing biji mempunyai dua embrio, terbungkus oleh lapisan yang transparan, berdaging dan melekat erat pada biji. Ada 3 macam duku yaitu duku, pisitan dan kokosan. Duku merupakan buah yang paling enak, bentuknya bulat lonjong, kulit buahnya tidak bergetah bila masak, kulitnya agak tebal dibandingkan kedua macam yang lain. Pisitan buahnya kecil, bentuknya memanjang, dengan getah sedikit pada kulit buahnya, bijinya besar dan daging buahnya tipis, buahnya asam dan sulit untuk dikupas. Kokosan mempunyai buah yang besar, bentuk lonjong, rasanya enak, kulitnya bergetah putih, daging buahnya tebal, mengandung air dan keasam-asaman.

Habitat dan Penyebaran :

Tanaman langsat dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai pada ketinggian 500 mdpl. Dengan tipe iklim basah sampai agak basah dengan curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm pertahun dan merata sepanjang tahun. PH tanah yang cocok adalah 6 - 7, tanaman Duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.

Tumbuhan ini diduga berasal dari Sebelah barat Asia Tenggara, dari Semenanjung di Thailand sebelah barat hingga Kalimantan di bagian timur. Namun langsat sudah ditanam di Vietnam, Burma, India, Sri Lanka, Hawai, Australia, Suriname dan Puerto Rico.

Jan 12, 2023

TANAM LALU PELIHARA...!!


Kegiatan tanam menanam pohon rasanya sudah menjadi budaya masyarakat kita. Terbukti ketika musim hujan tiba, kegiatan penghijauan maupun reboisasi begitu marak. Para petan  dengan kesadarannya sendiri, mau membeli bibit tanaman kayu-kayuan untuk ditanam di lahan miliknya. Begitu pula dengan dinas instansi atau Lembaga Swadaya Masyarakat dan pemerhati lingkungan rame-rame berpartisipasi melakukan penanaman pohon dalam berbagai moment. Bahkan pemerintah pun setiap tahun mencanangkan gerakan penanaman berupa gerakan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Pohon Indonesia.
Hal ini selain pertimbangan ekonomi juga didasari  dengan niat ingin menjadikan  lingkungan khususnya di Jawa Barat memiliki 45% kawasan lindung. Dengan demikian akan diperoleh kualitas lingkungan yang baik yaitu lingkungan yang asri, udaranya bersih, airnya bersih dan tersedia sepanjang waktu sehingga berdampak pula pada peningkatan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.
Kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup yang ditandai dengan semangat gerakan menanam pohon, perlu diikuti dengan kesadaran akan pemeliharaan pohon yang telah ditanam. Hal ini penting karena pohon yang baru di tanam biasanya sampai dengan umur tiga tahun setelah tanam masih sangat rentan terhadap berbagai gangguan. Persaingan dalam perolehan unsur hara dengan tumbuhan gulma, juga serangan hama dan penyakit bisanya sangat mendominasi gangguan tehadap tumbuh kembang pohon yang baru kita tanam.
Kegiatan pemeliharaan pohon di tiga tahun pertama biasanya meliputi :
·      Penyulaman, yaitu kegiatan mengganti tanaman mati atau tanaman yang tumbuhnya
Doc.Awal tanam di KRK










tidak normal/merana. Paling lambat satu minggu setelah penanaman, tanaman tersebut harus segera diganti dengan tanaman baru yang lebih sehat.
·      Penyiangan dan pendangiran, penyiangan dilakukan untuk membersihkan lingkungan sekitar tanaman dari gangguan gulma/tumbuhan pengganggu. Minimal radius 1 meter dari batang tanaman harus dibersihkan. Sedangkan pendangiran merupakan kelanjutan dari penyiangan yaitu menggemburkan tanah disekitar tanaman yang telah dilakukan penyiangan. Tujuan dari pendangiran ini adalah  untuk memperbaiki struktur tanah hinggan menjadi gembur sehingga tata udara tanah menjadi baik dan perkembangan akar tanaman tidak terhambat.
·        Pemupukan, pemupukan lanjutan setelah tanam sebaiknya dilakukan di awal dan akhir musim hujan. Pada saat tersebut biasanya perkembangan akar sedang aktif. Pupuk yang digunakan sebaiknya menggunakan pupuk organik sebanyak 3-5 Kg per pohon. Penggunaan pupuk organik selain menyediakan unsur hara bagi tanaman juga dapat memperbaiki struktur tanah (tanah menjadi lebih gembur).
·     Pengendalian hama dan penyakit, sedapat mungkin dilakukan secara mekanik atau kalaupun menggunakan bahan pestisida, maka gunakanlah pestisida alami yang bersumber dari tumbuhan. Hal ini untuk mencegah agar musuh alami dari hama tersebut tidak ikut mati.
Ada banyak jenis tumbuhan yang bagian tumbuhannya mengandung senyawa tertentu yang bersifat racun bagi hama dan penyakit, seperti daun mimba, daun sirsak, daun tembakau dan lain-lain.
·    Pruning, yaitu pemangkasan sebagian cabang tanaman dengan tujuan untuk untuk mendapatkan batang pohon yang bebas mata. Di kalangan industri kayu, mata kayu bekas cabang akan menurunkan kualitas dari kayu itu sendiri.
Itulah beberapa tahap pemeliharkaaan pasca penanaman yang akan sangat menentukan keberhasilan didalam upaya penghiajauan maupun reboisasi. Oleh karena itu, ke depan pemerintah tidak hanya gencar melakukan komando gerakan penanaman saja, tapi perlu mencanangkan pula gerakan Memelihara Pohon Indonesia.

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI