Memegang cangkul dan bibit pohon
Membuat lubang tanam di tanah gersang
Menanam pohon kehidupan
Ini duniaku
Ini profesiku
Ini kesenanganku
Aku takan lelah menanam pohon
Memegang cangkul dan bibit pohon
Membuat lubang tanam di tanah gersang
Menanam pohon kehidupan
Ini duniaku
Ini profesiku
Ini kesenanganku
Aku takan lelah menanam pohon
Untuk menyajikan sebuah kegiatan harus menggunakan cara atau teknik tertentu agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini mutlak dibutuhkan, sebab kegiatan ini tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama. Oleh karena itu, pemilihan suatu cara atau teknik dalam melaksanakan kegiatan harus direncanakan sejauh mungkin.
Demikian
juga dalam sistem pelaksanaan kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan pada
dasarnya merupakan bagian dari penyuluhan. Dalam penfampingan mengenal berbagai
macam metode penyuluhan, sebagaimana yang dapat diterapkan dalam metode
pendidikan orang dewasa. Mengacu pda pemahaman tersebut, maka sistem
pendampingan harus menggunakan mestode sebagaimana metode penyuluhan.
Dalam
memilih metode pendampingan harus memperhatikan situasi dan kondisi dari
masing-masing lokasi dimana kegiatan
tersebut dilaksankan. Tidak semua metode dapat dilaksanakan, tetapi sifat
lokalitas daerah yang akan didampingi memegang pernana penting.
Selaian
situasi dan kondisi daerah, perlu juga diperhatikan sumber daya manusia meaupun
alam yang ada di sana. Sumber daya manusia sebagai subyek dalam pelaksanaan
pendampingan akan sangat dipengaruhi dalam menentukan metode pendampingan yang
akan dipilih dan dilaksnakan.
Satu hal
yang terpenting dalam melaksanakan metode pendampingan, jangan terlalu kaku
dalam menerapkan salah satu metode, tetapi juga sewaktu-waktu berubah. Uabhlah
sesuai dengan kondisi yang saat itu berjalan.
Pengertian
Metode
pendampingan adalah cara mempertemukan penyuluh dengan kelompok sasaran
pendampingan dengan memperhatikan prinsip-prinsip metode penyuluhan.
Teknik
pendampingan adalah proses menyampaikan materi pendampingan kepada
kelompoksasaran melalui :
Proses
komunikasi, yang memiliki sifat khusus untuk mengkomunikasikan inovasi di dalam
proses pengembangan.
Proses
perubahan perilaku melalui pendidikan, yang memiliki sifat khusus sebagai
sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa.
Gully plug adalah bangunan konservasi berupa susunan batu dalam kawat brojong yang terletak melintang alur anak sungai / parit untuk menahan endapan lumpur sehingga tebing parit akan lebih rendah atau tidak terlalu dalam segingga bahaya tanah longsor dapat dihindarkan.
Gully Plug bisa disebut sebagai pengendali jurang. Keberadaan Gully Plug bisa membantu untuk mencegah hutan dari ancaman longsor dan sebagainya. Jadi Gully Plug ini tidak hanya untuk sungai, tetapi juga bisa digunkan untuk perlindungan hutan.
Dengan kata lain Tujuan dibangunnya gully plug yaitu untuk memperbaiki lahan yang rusak berupa jurang akibat gerusan air guna mencegah terjadinya jurang yang semain besar sehingga erosi dan proses sedimentasi terkendali.
Oleh karena itu maka pembangunan Gully Plug tentu sangatlah penting untuk menjaga agar kondisi lahan tetap terjaga. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun gully plug yaitu
a) Lahan dengan kemiringan 30%
b) Daerah dikategorikan sebagai lahan kritis
c) Daerah tangkapan air minimum 10 hektare
d) Lebar kedalaman parit/jurang sebesar 3×3 meter
e) Panjang parit/jurang sebesar 250 meter
f) Kemiringan parit/jurang sebesar 5%
Gully Plug sendiri terdiri dari berbagai macam. Tergantung lokasi dan bahan yang digunkana. Berikut beberapa tipe Gully Plug yang sering digunakan di Indonesia.
a) Tipe Batu Bronjong Berikut adalah gambar rencana Gully Plug, dengan ukuran Tinggi= 2 meter; Lebar= 5 meter.
b) Tipe batu bronjong dengan sayap
c) Pasangan batu spesi
d) Tipe Bambu (bio gully plug)
Tipe Gully Plug di atas tentunya juga berdasarkan kondisi tanah, tidak semua kondisi bisa menggunakan gully plug. Pembangunan gully plug harus memenuhi persyaratan teknis seperti yang tercantum pada Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.6/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis Bangunan Konservasi Tanah dan Air.
Persyaratan teknis lokasi gully plug antara lain:
1. Kemiringan DTA > 35 % dan terjadi erosi parit/alur;
2. Pengelolaan lahan sangat intensif atau lahan terbuka;
3. Luas DTA 1 – 5 ha;
4. Kemiringan alur ≤10%;
5. Tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi dan mampu menampung aliran permukaan yang besar; dan/atau
6. Merupakan lokasi penanganan dampak bencana alam
Gully Plug merupakan salah satu cara untuk melindungi hutan. Namun secara keseluruhan, Gully Plug memiliki banyak manfaat. Berikut diatara manfaat dari Gully Plug.
a) Memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air sehingga terjadi jurang/parit
b) Mencegah bertambah luasnya kerusakan lahan akibat terjadinya jurang/parit yang semakin lebar
c) Mengendalikan erosi dan lumpur, endapan, serta air dari daerah atas sehingga dapat mengendalikan hilir dari sedimentasi dan banjir
d) Memperbaiki kondisi tata air di sekitarnya
Gully Plug sendiri sudah di atur oleh pemerintah baik kriteria tanah, tipe, pemanfaatannya. Beberapa Peraturan mulai dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampai peraturan Gubernur ada yang membahas.
Sumber : https://www.tectonagrande.com/
Sebagai betuk pertanggungjawaban pengurus HIPSA yang dinakhodai oleh Bpk H. Maryoto, Sp, hari ini dilaksanakan Rapat Anggota Tahunan/RAT. Kegiatan RAT kali ini dilaksanakan di dapur muncang Desa Babatan Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan.
Dari sejumlah 46 orang anggota, 33 orang anggota hadir pada RAT kali ini. Berdasrkan kesepakan antara pengurus dan anggota yang hadir, kehadiran anggota dianggap sah dan menuhi korum.
HIPSA ini merupakan organisasi sosial, yang mengelola usaha simpan pinjam dengan semboyan "dari kita oleh kita dan untuk kita". Dengan usaha sipa yang dikelola selama ini, berdasarkan masukan dari semua anggota, merasakan manfaat yang sangat dapat dirasakan. Selain jasa yang cukup ringan 2% plat, anggota juga merasa tertolong disaat mendapat kesulitan keuangan.
Selain laporan pertanggung jawaban pengurus, RAT ini juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi. Mengingat keanggotaan HIPSA ini selain ASN kehutanan yang masih aktif, juga ada anggota yang sudah pensiun. Maka pertemuan keseluruhan anggota ini bisa terpasilitasi dengan diselenggarakannya acara RAT.
Nama Lokal : langsat, duku, kokosan.
Nama Ilmiah : Lansium domesticum Corr.
Nama Lain : Langsat (Aceh), langsat, lansat (Batak), lase (Nias),
lansat (Menado), langsek (Minangkabau), lasat (Dayak), bijitan, dukuh kokosan,
pisitan (Sunda), duku, kokosan langat, langsep (Jawa), langsep (Madura), lese
(Bugis), bohulo (Gorontalo), lakaolo (Seram Selatan), lalasat (Buru), lasa
(Ternate, Tidore). Langsat (Inggris)
Klasifikasi
Ilmiah :
Kingdom: Plantae;
Divisi:
Magnoliophyta;
Kelas: Magnoliopsida;
Ordo: Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum
Pertelaan
Singkat :
Habitat dan
Penyebaran :
Tanaman langsat dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai pada ketinggian 500 mdpl. Dengan tipe iklim basah sampai agak basah
dengan curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm pertahun dan merata sepanjang tahun.
PH tanah yang cocok adalah 6 - 7, tanaman Duku relatif lebih toleran terhadap
keadaan tanah masam.
Tumbuhan ini diduga berasal dari Sebelah barat Asia
Tenggara, dari Semenanjung di Thailand sebelah barat hingga Kalimantan di
bagian timur. Namun langsat sudah ditanam di Vietnam, Burma, India, Sri Lanka,
Hawai, Australia, Suriname dan Puerto Rico.
Doc.Awal tanam di KRK |