Bumi bersuara lirih,
di balik gemuruh mesin dan deru api,
hutan yang dulu berseri,
kini tinggal arang dan sunyi.
Langit tak lagi biru,
tertutup jelaga dan debu,
burung-burung kehilangan arah,
sungai pun menangis lelah.
Air mengalir pahit,
menyimpan racun di balik jernih,
ikan-ikan bergelimpangan
tanpa sempat mengucap pamit.
Akar pohon tercabut paksa,
demi gedung yang menjulang pongah,
padahal hijau mereka adalah nafas,
yang kini tersengal, mulai lelah.
Angin membawa bisikan,
tentang musim yang kacau dan rawan,
panas menusuk di kala hujan,
banjir datang tanpa undangan.
Oh manusia,
di tanganmulah luka ini terukir,
namun masih mungkin untuk menambal,
jika kau mulai belajar mengasihi, bukan sekadar mengambil.
No comments:
Post a Comment