Aug 24, 2017

ETIKA WISATA ALAM



Bagi Anda yang mempunyai kebutuhan untuk kembali ke alam, wisata hutan bisa menjadi salah satu alternatif. Selain meresapi suasana sepi dan udara segar, Anda juga bisa mendengarkan kicau burung di alam bebas, desir angin, gemericik air terjun, atau menikmati warna lumut yang menempel di pohon.
Sejumlah kawasan pelestarian alam kini juga telah banyak yang difungsikan sebagai obyek wisata hutan, seperti taman nasional, taman hutan raya, hutan wisata dan taman wisata. Meskipun begitu, di taman nasional dan taman hutan raya, kegiatan wisata hutan hanya dimungkinkan di zona pemanfaatan.
Berbeda dengan melakukan wisata di tempat-tempat umum, untuk menikmati obyek wisata alam sekaligus melindungi serta melestarikan obyek wisata alam, ada etika yang harus kita hormati.
-      Sebaiknya ikuti jalur treking yang telah ditentukan, atau berjalanlah di atas boardwalk yang telah dibuat khusus untuk menjelajahi kawasan pelestarian alam. Tujuannya, agar kita tidak menginjak atau merusak tanaman-tanaman tertentu, atau berkontribusi terhadap erosi di lingkungan alam yang rentan.
-      Jangan memberi makan hewan-hewan liar. Beberapa di antara mereka bisa menjadi kecanduan makanan manusia, yang akan mengganggu pola makan alami mereka. Hal itu juga akan membuat hewan-hewan cenderung tak takut lagi terhadap manusia, yang mungkin malah bisa mengancam nyawa mereka nanti.
-      Buanglah sampah pada tempatnya, terutama di daerah ketinggian yang lebih dingin dan lebih lembap, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menguraikan sampah. Jadi lebih baik simpan dahulu sampah-sampah Anda itu di ransel, baru kubur begitu Anda sampai di tempat kemping, atau buang di tempat sampah yang tersedia saat keluar dari kawasan pelestarian alam.
-      Jika Anda kemping atau tinggal di pondok yang berada di kawasan yang masih asri, buang air limbah dengan jarak setidaknya 50m dari sumber air apa pun agar tidak mengkontaminasi sumber air itu.
-      Hindari memetik atau mengambil bagian tanaman apa pun yang Anda temui sepanjang perjalanan untuk sekadar memenuhi hasrat ingin tahu Anda atau menjadikannya kenang-kenangan.
-      Bayarlah tiket masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena retribusi Anda itu akan di gunakan untuk pemeliharaan kawasan pelestarian alam yang Anda kunjungi. Jika memang diwajibkan untuk menggunakan jasa pemandu lokal, lakukan saja karena hal itu juga bisa turut memajukan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan pelestarian
-      Yang terakhir mungkin, sebaiknya jaga sikap ataupun tutur kata. Karena di hutan ( alam liar ) tersebut, ketika Anda berkemah, mungkin saja Anda ternyata tidak sendiri, namun ada yang menemani dan mengawasi Anda mungkin
Demikian sharing tentang etika dalam berwisata, semoga ini bisa menjadi referensi ketika ada berwisata alam. Saya Adhari mengucapkan semoga artikel ini bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI