May 22, 2017

KUNINGAN SEBAGAI KABUPATEN ANGKLUNG SEKALIGUS SEBAGAI KABUPATEN KONSERVASI

Hari Minggu tanggal 21 Mei 2017 bertempat di Pandapa Paramartha Kuningan digelar Angklung Orkestra bersama Saung Angklung Udjo Bandung. Acara ini diikuti oleh ribuan guru se-Kabupaten Kuningan sekaligus sebagai momentum dideklarasikannya Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. Bahkan lebih lanjut dari itu, di Kabupaten Kuningan akan dijadikan pusat pengembangan budaya angklung.

Angklung adalah jenis alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang bernada ganda atau multitonal. Cara memainkan angklung adalah dengan digoyang, Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan biasanya tangan kiri sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan kanan menggoyangnya  hingga berbunyi.
Melihat bahan dasar dari pembuatan angklung yaitu bambu, maka penetapan Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten angklung memberikan harapan terhadap meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap tanaman bambu itu sendiri.
Masyarakat Kabupaten Kuningan terlebih yang tinggal di pedesaan sangat akrab sekali dengan tanaman bambu. Mereka memanfaatkan bambu hampir disetiap sendi kehidupan dari mulai pembuatan konstruksi bangunan, perabotan rumah tangga, sarana-prasarana pertanian, bahkan sampai dalam urusan penguburan jenazah.
Namun dari sisi ekonomi, tanaman bambu masih dinilai rendah. Hal ini dikarenakan masih minimnya unit-unit usaha yang mengolah bambu menjadi barang jadi. Banyak hal yang menjadi penyebabnya seperti minimnya pengetahuan dan keterampilan, minimnya permodalan, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Sebagaimana dimaklum bahwa pengolahan bahan baku menjadi barang jadi akan memberikan daya ungkit terhadap nilai suatu barang.
Keberadaan hutan bambu di Kabupaten Kuningan, juga sangat mendukung terhadap kebijakan pemerintah tentang kabupaten konservasi. Tanaman bambu mampu meningkatkan volume air bawah tanah. Tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat. Struktur akar ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik. Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40% air hujan, bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 %. Oleh karena itu, besar kemungkinan untuk bambu dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, juga dapat mengatasi erosi dan tanah longsor.
Penetapan kabupaten konservasi yang disusul dengan penetapan kabupaten angklung bagi Kabupaten Kuningan mudah-mudahan berdampak terhadap peningkatan ekonomi, ekologi, sosial dan seni budaya bagi masyarakat kuningan.

Demikianlah  sharing saya tentang deklarasi kuningan sebagai kabupaten angklung. Saya Adhari mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat

No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI