Hari
Minggu tanggal 21 Mei 2017 bertempat di Pandapa Paramartha Kuningan digelar
Angklung Orkestra bersama Saung Angklung Udjo Bandung. Acara ini diikuti oleh
ribuan guru se-Kabupaten Kuningan sekaligus sebagai momentum dideklarasikannya
Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. Bahkan lebih lanjut dari itu, di
Kabupaten Kuningan akan dijadikan pusat pengembangan budaya angklung.
Angklung adalah jenis alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang bernada
ganda atau multitonal. Cara memainkan angklung adalah dengan digoyang, Seseorang
tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan biasanya tangan kiri sehingga
angklung tergantung bebas, sementara tangan kanan menggoyangnya hingga berbunyi.
Melihat bahan
dasar dari pembuatan angklung yaitu bambu, maka penetapan Kabupaten Kuningan sebagai
kabupaten angklung memberikan harapan terhadap meningkatnya apresiasi masyarakat
terhadap tanaman bambu itu sendiri.
Masyarakat
Kabupaten Kuningan terlebih yang tinggal di pedesaan sangat akrab sekali dengan
tanaman bambu. Mereka memanfaatkan bambu hampir disetiap sendi kehidupan dari
mulai pembuatan konstruksi bangunan, perabotan rumah tangga, sarana-prasarana
pertanian, bahkan sampai dalam urusan penguburan jenazah.
Namun dari
sisi ekonomi, tanaman bambu masih dinilai rendah. Hal ini dikarenakan masih
minimnya unit-unit usaha yang mengolah bambu menjadi barang jadi. Banyak hal
yang menjadi penyebabnya seperti minimnya pengetahuan dan keterampilan, minimnya
permodalan, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Sebagaimana dimaklum bahwa
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi akan memberikan daya ungkit terhadap
nilai suatu barang.
Keberadaan hutan
bambu di Kabupaten Kuningan, juga sangat mendukung terhadap kebijakan
pemerintah tentang kabupaten konservasi. Tanaman bambu mampu meningkatkan
volume air bawah tanah. Tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat.
Struktur akar ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik.
Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40% air hujan,
bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 %. Oleh karena itu, besar kemungkinan
untuk bambu dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, juga dapat mengatasi erosi
dan tanah longsor.
Penetapan
kabupaten konservasi yang disusul dengan penetapan kabupaten angklung bagi
Kabupaten Kuningan mudah-mudahan berdampak terhadap peningkatan ekonomi,
ekologi, sosial dan seni budaya bagi masyarakat kuningan.
Demikianlah
sharing
saya tentang deklarasi kuningan sebagai kabupaten angklung. Saya Adhari
mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat
No comments:
Post a Comment