Feb 2, 2018

MENGENAL DARI DEKAT SOSOK TANAMAN AREN


Bagi masyarakat di pedesaan terutama yang berbatasan dengan hutan, tanaman ini tidak asing  lagi. Tanaman yang menjadi sumber penghidupan bagi petani penyadap karena dapat mengalirkan rupiah setiap hari. Cairan manis dari pohon ini dijadikan  sebagai bahan baku gula merah atau lebih dikenal dengan gula aren. Yah, “tanaman aren”, tanaman yang memiliki fungsi ekonomi, sosial dan ekologi.

Namun sekarang tanaman ini mulai jarang ditemukan seiring dengan semakin langkanya musang sebagai spesies kunci bagi penyebaran dan perkembang biakan tanaman aren di alam.  Selain itu penebangan tanaman aren di usia muda untuk diambil patinya sangat mengancam siklus hidup dari tanaman  ini.

Untuk mencegah kelangkaan tanaman ini, maka perbanyakannya harus tidak tergantung ke alam lagi. Namun sebelum itu, marilah kita mengenal lebih dekat terlebih dahulu dengan tanaman yang istimewa ini.

Nama Lokal : Aren

Nama Ilmiah : Arenga pinnata

Nama Lain    :

nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sunda); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara)

Penyebaran :

dijumpai mulai dari pantai barat India, sampai ke sebelah selatan Cina dan kepulauan Guam. Di Indonesia, tanaman aren banyak terdapat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab.

Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Spadicitlorae
Famili              : Palmae
Genus             : Arenga
Spesies           : Arenga pinnata

Pertelaan Singkat :

Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau monokotil. Batang dapat mencapai tinggi 25 m. Diameter batang pokok bisa mencapai hingga 65 cm, kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.

Daunnya majemuk menyirip ganjil, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.Daun tanaman aren (sampai umur 3 tahun), bentuk daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun yang sudah dewasa dan tua bersirip ganjil. Berdasarkan urutan perkembangan anak daunnya, daun aren termasuk tipe divergen.

Berkelamin tunggal, bentuk tongkol, diketiak daun : bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota. Aren merupakan model corner (pohon monokaul dengan pembungaan lateral, karena posisi bunganya lateral, maka meristem apikalnya tumbuh terus dengan batang yang tak bercabang). Perbungaan berumah satu, tumbuh di antara ketiak daun, merunduk kadang-kadang lebih dari 2 m panjangnya, bunga betina ada di ujung dan bunga jantan tumbuh di bagian bawah batangnya. ; panjang tongkol hingga 2,5 m.

Buahnya merupakan buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening.

Berdasarkan perkembangan dan posisi kotiledon pada saat perkecambahan, maka perkembangan biji aren merupakan tipe hipogeal (dalam perkecambahan kotiledon tetap berada di dalam tanah, hipokotilnya aktif bertambah panjang, sedangkan hipokotilnya pendek). Bagian dari buah aren terdiri dari :

·   Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning setelah tua (masak).

·   Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan

·  Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitan yang keras setelah buah masak. Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.

Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit, karena lendir ini mengandung asam oksalat (H2C2O4). Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 m, dan tiap tongkol (tandan buah) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah, beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya agak serempak.

Manfaat tanaman aren : 

Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang lezat atau campuran kolak, air nira (untuk bahan pembuatan gula merah dan cuka), pati atau tepung dalam batang dapat diolah menjadi sagu (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).

Ijuk di buat sapu, tali untuk mengikat kerbau, keset kaki, atap dan kuas cat, dan dapat digunakan juga sebagai atap rumah.

Tulang daunnya dibuat sapu lidi dan senik (tempat meletakkan kuali atau periuk)
Hampir semua bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya : akar (untuk obat tradisional dan peralatan), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda atau janur (untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan kawung).

No comments:

Post a Comment

Jumlah Pengunjung

HALAMAN MANDIRI