Salah satu jenis tanaman yang banyak
dikembangkan sebagai tanaman bawah pada kegiatan Agroforestry adalah jenis
tumbuhan rimpang. Ada banyak jenis
tumbuhan rimpang yang sering kita temui di sekitar kita diantaranya kunyit, temulawak,
lengkuas dan lain-lain. Tumbuhan tersebut tidak memerlukan penyinaran penuh
sehingga dapat tumbuh dengan baik di bawah tegakan hutan. Karena penanamannya
dilakukan di areal hutan, maka tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman hasil
hutan bukan kayu (HHBK).
Selain sebagai perasa dalam makanan, tumbuhan tersebut juga dikenal sebagai tumbuhan herbal yang berhasiat untuk mengobati jenis
penyakit tertentu dan untuk mengembalikan atau menjaga kebugaran tubuh. Masyarakat
jawa sudah secara turun-temurun menggunakan rimpang dari tumbuhan ini sebagai
jamu
Terakit dengan kondisi saat ini,
dimana wabah virus corona sedang merajalela hampir di setiap negara di dunia, kita
dianjurkan untuk menjaga imunitas tubuh kita.
Nah, salah satu jenis tumbuhan yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh adalah kunyit. Bisa dicampur temulawak dan rumput meniran. Ini
mengandung imunomodulator atau senyawa yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Karena obat tanaman herbal itu imunnya cukup tinggi, sehingga menambah
daya tahan tubuh. Cukup dicuci bersih tidak perlu dikupas, karena kandungan protein
curculin paling banyak terdapat di bawah kulit ari dan itu harus dipertahankan.
Kita tidak perlu panik dalam menghadapi wabah virus corona. Upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga pola hidup sehat dan pola makan, namun tidak harus
mahal. Cukup mencegah dengan ramuan di sekitar kita. “Takaran 125 gram kunyit
segar diblander, diseduh tiga
gelas air dan diminum tiga
kali sehari,Insya Alloh dapat menangkal virus corona,” ungkap Aisyah Titisukarti, 44. Pemilik sentra tanaman
herbal di Padukuhan Kedungdowo Wetan, Pampang,
Paliyan, Gunungkidul (Radar Jogja.3/3).
Kita, para rimbawan patut berbangga
karena salah satu jenis hasil hutan bukan kayu tersebut diatas, sudah bisa memberikan
kontribusi dalam menangkal penyebaran virus corona.
No comments:
Post a Comment