Lahan-lahan
usaha tani di pedesaan pada umumnya memiliki topografi yang bergelombang dan
berbukit. Hal ini menuntut teknik pengelolaan lahan yang betul-betul
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Pengelolaan lahan yang
salah dapat mengakibatkan erosi dan tanah longsor. Hal ini tentunya sangat
merugikan bahkan mengancam terhadap keselamatan jiwa.
Salah
satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengelolaan lahan di daerah yang miring,
adalah dengan pengaturan pola tanam agrforestry, sebagai berikut :
- Buatlah garis-garis kontur yang ditandai dengan patok-patok.Tanami garis-garis kontur dengan pohon dan perdu jenis tanaman leguminase (leucana sp, gliricida sp, dll)
- Penanaman pada jalur dilakukan secara selang-seling.Penanaman tanaman berumur panjang dilakukan pada setiap jalur ke-3 dan pinggiran
- Penanaman tanaman semusim dilakukan pada jalur 1 dan 2 (padi gogo, jagung, kacang hijau, nenas, singkong dan lain-lain)
- Lakukan pemangkasan tanaman tahunan jika sudah menaungi tanaman semusim.
- Lakukan rotasi tanaman semusim (antara tanaman padi dan palawija dengan tanaman kacang-kacangan).
Dengan
penerapan pola tanaman seperti ini, maka permukaan lahan akan sepenuhnya
tertutupi oleh tanaman. Hal ini akan melindungi tanah dari pukulan air hujan
secara langsung. Aliran air hujan juga akan tertahan oleh tanaman dan serasah
sehingga resapan air hujan ke dalam tanah akan lebih besar. Selain itu
perakaran tanaman tahunan akan mencengkram kuat butiran tanah hingga tidak
mudah longsor.
Demikianlah
sharing tentang pola penanaman agroforestry di daerah miring. Saya Adhari mengucapkan semoga tulisan ini
bermanfaat.
No comments:
Post a Comment