Kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan
musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Asap yang ditimbulkan
juga menjadi polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran
pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), asma, penyakit paru
obstruktif kronik. Selain itu, asap bisa mengganggu jarak pandang, terutama
untuk transportasi penerbangan. Dampak lainnya: Kebakaran hutan dan
lahan menyebakan tersebarnya asap dan emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain
ke udara yang berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Kebakaran
hutan akan menyebabkan hutan menjadi gundul sehingga tak mampu menampung
cadangan air saat musim hujan. Hal ini yang menjadi faktor terjadinya tanah
longsor maupun banjir. Berkurangnya sumber air bersih dan menyebabkan
kekeringan karena kebakaran hutan menyebabkan hilangnya pepohonan yang
menampung cadangan air.
Dalam menangani kebekaran hutan ini, maka
masyarakat dapat berperan aktif untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Ikut mengawasi dan memantau titik rawan kebakaran hutan atau
mewaspadai daerah dengan potensi kebakaran hutan tinggi.
2. Tidak sembarangan melakukan pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
3. Jangan membuang puntung rokok pada rumput, semak kering di
lokasi yang rawan terbakar.
4. Penting untuk memastikan api telah padam setelah melakukan
aktivitas pembuatan api unggun.
5. Jika terjadi Karhutla, masyarakat diminta segera melapor ke
petugas setempat.
6. Jika api telah menyebar,
usahakan tidak keluar rumah untuk meminimalisasi menghirup asap. Jika keluar
rumah, lebih baik menggunakan masker untuk mengurangi efek asap terhadap
pernafasan.